Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perang Dingin Antara Barat dan Timur Sukses Dihentikan Oleh Mikail Gorbachev, Ini Kisahnya

Perang Dingin Antara Barat dan Timur Sukses Dihentikan Oleh Mikail Gorbachev, Ini Kisahnya Kredit Foto: Reuters/Sergei Karpukhin
Warta Ekonomi, Moskow -

Dunia mengenang Mikhail Gorbachev sebagai pemimpin yang mampu menghentikan perang dingin antara blok barat dan blok timur. Gorbachev telah diakui secara luas oleh dunia Barat atas perannya dalam mengakhiri Perang Dingin tanpa pertumpahan darah. Kiprahnya kala itu diganjar nobel perdamaian.

Mikhail Gorbachev meninggal pada Selasa (30/8) dalam usia 91 tahun. Rumah Sakit Klinik Pusat mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Gorbachev, pemimpin Soviet terakhir, meninggal setelah lama sakit. Pihak rumah sakit tidak merinci penyakit mendiang Gorbachev.

Baca Juga: Kremlin Pastikan Putin Absen di Pemakaman Gorbachev, Bikin Publik Bertanya-tanya, Ada Apa?

Gorbachev diakui di dunia Barat atas perannya dalam mengakhiri Perang Dingin. Perang Dingin adalah istilah yang biasa digunakan untuk merujuk pada periode ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dan sekutunya masing-masing, blok barat dan blok timur.

Pada 1985, Gorbachev bertemu dengan Presiden AS saat itu Ronald Reagan untuk pembicaraan tentang pembatasan produksi rudal nuklir dan untuk mengatur ulang hubungan diplomatik antara kedua negara adidaya.

Atas upayanya itu, ia memenangkan Nobel Perdamaian pada 1990 untuk perannya dalam mengakhiri Perang Dingin dengan membuat kesepakatan pengurangan senjata dengan AS.

Gorbachev menghapus Tirai Besi dengan membentuk sekutu dengan kekuatan Barat. Tirai Besi adalah batas politik yang membagi Eropa menjadi dua bagian dari akhir Perang Dunia II pada 1945 hingga akhir Perang Dingin pada 1991.

Masa jabatan Gorbachev dihargai secara luas karena ia telah membebaskan tahanan politik, mengizinkan debat terbuka dan pemilihan multi-kandidat, memberikan kebebasan kepada warga negaranya untuk bepergian, menghentikan penindasan agama, dan mengurangi persenjataan nuklir.

Meski ia memenangkan penghargaan secara global, Gorbachev menghadapi kritik besar di negaranya sendiri karena Rusia menuduhnya bertanggung jawab atas runtuhnya Uni Soviet pada 1991.

Mikhail Gorbachev pernah digulingkan oleh partai garis keras. Ini berdampak pada karir politiknya karena mantan sekutunya meninggalkannya dan menjadikannya kambing hitam terkait masalah negara. Dia sempat digulingkan dalam aksi kudeta pada Agustus 1991 oleh partai garis keras.

“Proses merenovasi negara ini dan membawa perubahan mendasar dalam komunitas internasional terbukti jauh lebih kompleks daripada yang diperkirakan semula,” kata Gorbachev saat dirinya mengundurkan diri kala itu.

“Namun, mari kita akui apa yang telah dicapai sejauh ini. Masyarakat telah memperoleh kebebasan, telah dibebaskan secara politik dan spiritual. Dan ini adalah pencapaian terpenting,” tambah Gorbachev saat itu. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: