Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bingung dengan Maksud 'Politik Identitas' yang Sering Disebut PSI, Kritikan Pengamat: Bikin Istilah Sendiri yang Kacau Maknanya

Bingung dengan Maksud 'Politik Identitas' yang Sering Disebut PSI, Kritikan Pengamat: Bikin Istilah Sendiri yang Kacau Maknanya Kredit Foto: Antara/M Agung Rajasa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo mengkritik Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang kerap kali menggunakan istilah "politik identitas" untuk menyerang tokoh tertentu.

Menurutnya, politik identitas bukanlah sesuatu yang buruk. Hal ini menanggapi pernyataan Sekretaris Dewan Pembina PSI Raja Juli Antoni yang ingin pemimpin nasionalis sejati dan tidak menggunakan politik identitas.

Baca Juga: Terus Giring Opini 'Politik Identitas' ke Anies, Pengamat: Wajar Saja PSI Ingin Presiden Model seperti Jokowi

"Saya membayangkan politik identitas merupakan sarana membebaskan suatu kelompok tertentu dari ketidakadilan, marjinalitas dari kelompok yang mayoritas," ujar Kunto kepada GenPI.co, Minggu (4/9/2022).

Dirinya juga mengaku heran dan tidak mengerti soal politik identitas seperti apa yang disinggung PSI. "Perjuangannya (politik identitas, red) sangat tampak dan ada di dalam sejarah, kok," terangnya.

Menurut Kunto, apa yang dipaparkan Raja Juli termasuk ke dalam populisme lantaran merujuk kepada ultranasionalisme atau agama.

"Mungkin itu populisme jika politik identitas yang dimaksud mengedepankan identitas agama, primordial yang digunakan dalam elektoral," kata dia.

Kunto juga berharap PSI mengklarifikasi politik identitas yang dimaksud dengan menggunakan konsep politik.

"Bisa juga menggunakan filsafat politik yang sudah ajeg, dari pada membuat istilah sendiri yang justru kacau maknanya," tutur Kunto.

Baca Juga: PSI Hobi Teriak 'Politik Identitas', Pengamat: Khawatir Elektabilitas Anies Baswedan Tinggi, Nggak Ada Cara Lain!

Sebelumnya, Raja Juli menyampaikan PSI ingin mencari pengganti Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2024. Dia juga menyebut partainya mencari sosok pemimpin nasionalis sejati dan bukan pengguna politik identitas.

"Mencari pemimpin yang nasionalis sejati, bukan pemimpin yang gunakan politik identitas untuk meraih dukungan masyarakat," tandas Raja Juli.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: