Media digital bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk kegiatan promosi budaya Indonesia sehingga membawa dampak positif bagi pelestarian budaya.
"Namun kenyataannya tantangan budaya digital saat ini tengah dihadapkan pada berbagai kondisi globalisasi, seperti mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya kesopanan, media digital yang lebih banyak menjadi panggung untuk budaya asing," kata Dosen STIE Mandala & PMII, Zainul Hasan saat Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Jumat (2/9/2022).
Baca Juga: Kemenag Minta Mahasiswa PTKI Kembangkan Kemampuan Digital
Dia mengatakan hal itu terjadi karena minimnya pengetahuan akan hak-hak digital, kebebasan berekspresi yang kebablasan, berkurangnya toleransi dan penghargaan akan perbedaan serta menghilangnya batas-batas privasi hingga pelanggaran hak cipta dan kekayaan intelektual.
Sebabnya pengetahuan dasar akan nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika harus menjadi landasan kecakapan digital. Perilaku digitalisasi kebudayaan harus maksimal dengan memanfaatkan Teknologi Informasi Komputer (TIK), serta perlu adanya pengetahuan dasar akan mencintai produk dalam negeri, serta pengetahuan akan hak-hak digital.
Promosi kebudayaan negeri sendiri sangat diperlukan agar berbagai hal yang membuat kebudayaan hilang tergerus bisa diminimalisir dan tentunya kebudayaan asli akan tetap lestari serta tak ada kejadian klaim kebudayaan negara lain.
Supaya budaya Indonesia tidak terlupakan dan diklaim negara lain setiap orang bisa mulai dari diri sendiri dan jangan lupa mempromosikan lewat media digital seperti konten TikTok, Instagram, Twitter dan platform lainnya.
Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Siber Kreasi. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Baca Juga: Menkominfo Ungkap Peluang Kerja Sama Negara-negara ASEAN di Sektor Digital
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Founder & CEO Coffee Meets Stock, Theo Derick, Dosen STIE Mandala & PMII, Zainul Hasan, Relawan TIK Bojonegoro, Sholikhin. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi atau instagram @literasidigitalkominfo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar