Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pendiri Huawei Peringatkan Semua Orang: Dunia Dalam Kondisi Suram Menuju Resesi

Pendiri Huawei Peringatkan Semua Orang: Dunia Dalam Kondisi Suram Menuju Resesi Kredit Foto: Business Insider
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pendiri Huawei, Ren Zhengfei menyampaikan pesan melalui memo kepada staf-stafnya bahwa ia membayangkan kondisi suram tentang dunia menuju resesi. Oleh karena itu, ia menyeru perusahaannya untuk berhati-hati soal pengeluaran di tengah ketidakpastian seperti sekarang.

Huawei adalah perusahaan teknologi terkemuka China dan pemimpin dunia dalam infrastruktur telekomunikasi 5G, dipuji sebagai "juara nasional". Ren juga secara luas dihormati karena pengetahuannya, ketajaman bisnis dan gaya hidupnya yang sederhana.

Melansir South China Morning Post di Jakarta, Selasa (6/9/22) Ren dan perusahaannya telah menanggung beban perang perdagangan AS terkait teknologinya yang menjadi target utama sanksi Amerika untuk menghambat pertumbuhan dan perkembangan China.

Bisnis perusahaan telah menderita melalui langkah-langkah yang telah membatasi pasokan semikonduktor dan perangkat lunak luar negeri untuk produk-produknya.

Baca Juga: Ekonomi China Makin Lesu, Bos Huawei Ren Zhengfei Minta Perusahaan Tutup Lini Bisnis Tak Penting!

Hal ini menjadi perhatian khusus bagi Ren, yang dari waktu ke waktu mengingatkan para karyawan tentang perlunya berhati-hati menavigasi krisis bisnis. Bagi para pemimpin perusahaan teknologi dan taipannya sendiri, ada tantangan tambahan dari tindakan keras Beijing untuk mencegah wabah Covid-19 yang berdampak pada ekspor dan pengiriman.

Pendiri Huawei ini juga memperingatkan bahwa dekade mendatang akan menjadi periode yang menyakitkan dalam sejarah. Ke depannya, perusahaan perlu mengurangi perkiraan yang terlalu optimis, menjadikan kelangsungan hidup sebagai prioritas dalam tiga tahun ke depan sebagai pandangan yang realistis. Strateginya yang berfokus pada keuntungan daripada pangsa pasar dinilai masuk akal.

Larangan ekspor Amerika pada Mei 2019 telah sangat merusak bisnis smartphone Huawei, sementara ambisi 5G-nya di banyak negara maju telah dirusak oleh tuduhan jaringan yang digunakan untuk mata-mata oleh Beijing.

Penurunan pendapatan selama tiga kuartal berturut-turut dan penurunan margin laba bersih menjadi 5 persen pada paruh pertama tahun ini menunjukkan tekanan. PDB China hanya tumbuh 0,5 persen pada kuartal kedua. Ekonomi global yang sedang berjuang dan inflasi yang meningkat karena dipengaruhi oleh pandemi Covid-19, perang di Ukraina, perubahan iklim dan kekurangan makanan dan energi, bisa dikatakan mengkhawatirkan pemerintah, warga negara, hingga perusahaan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: