Isu politik identitas menjadi pembahasan hangat untuk Pilpres dan Pemilu 2024, terlebih isu ini sering dialamatkan ke salah satu kandidat Capres.
Mengenai hal ini, pengamat politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin mengatakan politik identitas bisa dilakukan, tetapi sewajarnya saja.
Sebab, politik identitas akan berdampak negatif jika tidak dibatasi.
Meski demikian, dirinya menilai politik identitas identitas bisa dijadikan alat agar bisa mendapatkan dukungan publik.
“Dalam konteks tertentu, sebenarnya politik identitas itu bisa dilakukan. Akan tetapi, dalam konteks berlebihan dan menyerang lawan itu tidak boleh,” ujar Ujang dilansir dari GenPI.co, Selasa (6/9).
Oleh sebab itu, dirnya mengimbau semua pihak untuk menggunakan politik identitas dalam batasan-batasan yang wajar saja.
“Bisa saja memecah belah bangsa jika dilakukan berlebihan. Jadi, sebetulnya dampak politik identitas itu tetap berbahaya,” tuturnya.
Ujang juga menilai politik identitas hanya akan ada sedikit dalam Pilpres 2024 meskipun bisa dikonversi menjadi suara untuk kepentingan tertentu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: