Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Covid-19 Picu Sindrom Kelelahan Kronis, Ini Faktanya

Covid-19 Picu Sindrom Kelelahan Kronis, Ini Faktanya Kredit Foto: Shutterstock
Warta Ekonomi, Jakarta -

Studi terbaru menemukan bahwa Covid-19 bisa memicu terjadinya sindrom keleahan kronis pada sebagian orang. Hal ini tercermin pada banyaknya pasien long Covid yang memenuhi kriteria diagnostik untuk ensefalomielitis mialgik atau sindrom kelelahan kronis (ME/CFS).

Berdasarkan studi dalam beberapa tahun ke belakang, para peneliti memiliki hipotesis bahwa ME/CFS bisa dipicu oleh infeksi virus akut. Beberapa penelitian bahkan memperkirakan bahwa kasus ME/CFS yang disebabkan secara langsung oleh infeksi virus bisa mencapai 75%.

Sejauh ini, ada beberapa patogen yang dicurigai dapat memicu ME/CFS. Patogen tersebut antara lain virus Epstein-Barr dan virus dengue.

Ketika pandemi melanda, ada cukup banyak pasien Covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh namun harus berkutat dengan gejala berkepanjangan atau long Covid. Salah satu dari gejala tersebut adalah kelelahan yang persisten.

Temuan tersebut membuat para peneliti merasa bahwa infeksi SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 juga bisa memicu terjadinya ME/CFS. Terlebih, ada banyak pasien long Covid yang memiliki kriteria serupa dengan ME/CFS, seperti brain fog dan penurunan kapasitas latihan fisik.

Baca Juga: Ada Covid-19, Hepatitis, Hingga Cacar Monyet: Mengapa Penyakit Menular Banyak Bermunculan?

Studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari Charite – Universitatsmedizin Berlin berhasil mengonfirmasi hal tersebut. Studi ini menemukan bahwa Covid-19 memang bisa memicu terjadinya ME/CFS pada sebagian orang.

"Memberikan bukti ilmiah untuk mengonfirmasi asumsi-asumsi tersebut bukan hal yang mudah," jelas peneliti Carmen Scheibenbogen, seperti dilansir New Atlas, Senin (12/9/2022).

Salah satu yang menjadi penyulit adalah belum adanya kriteria diagnostik yang diterima secara universal untuk ME/CFS. Namun, tantangan ini bisa diatasi setelah tim peneiti emlakukan prses diagnostik dan perbandingan komprehensif yang ekstrim pada beragam pasien dengan keluhan ME/CFS.

"Kita sekarang bisa menunjukkan bahwa Covid-19 dapat memicu ME/CFS," ungkap Scheibenbogen. Studi terbaru ini telah dipublikasikan dalam jrnal Nature Communications. Temuan dalam studi ini juga mengimplikasikan bahwa ME/CFS berpotensi menjadi penyakit yang jauh lebih beragam dibandingkan perkiraan sebeumnya.

Pemahaman yang lebih baik mengenai penyakit ini diharapkan dapat membantu mengembangkan terapi yang lebih spesifik dan lebih baik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Boyke P. Siregar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: