Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Saring Sebelum Sharing, Cara Aman Main Media Sosial di Era Digital

Saring Sebelum Sharing, Cara Aman Main Media Sosial di Era Digital Warga menunjukan sejumlah aplikasi media sosial di Jakarta, Senin (18/7/2022). Kemenkominfo akan memblokir beberapa aplikasi terkait adanya pendaftaran Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) sebagai upaya pemerintah Indonesia untuk melindungi konsumen masyarakat, diantaranya Google, Facebook, Instagram, dan WhatsApp. | Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dunia digital merupakan ruang tanpa batas. Setiap individu bisa berinteraksi, berkomunikasi, hingga berkolaborasi dengan individu lain yang memiliki kultur berbeda. Sehingga pemahaman etika digital dibutuhkan.

Dalam memahami etika digital, salah satu kompetensi harus dimiliki adalah mampu menyeleksi dan menganalisa informasi ketika berkomunikasi di platform digital. Netizen harus saring dulu sebelum sharing.

Baca Juga: Wujudkan Ekosistem Digital Syariah untuk Masyarakat Inklusi di Indonesia, BTPN Syariah Gencar Lakukan Inovasi

“Orang gampang bicara kita harus saring dulu baru sharing, Padahal maknanya tidak sesimpel itu. Saya sendiri sering mengalami. Ketika berkampanye hati-hati ketika posting, tapi ternyata teman kita sendiri yang tidak hati-hati. Ini bisa menyerang siapa saja,” kata Relawan Mafindo, Yuli Setiyowati saat webinar Makin Cakap Digital2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Kediri, Jawa Timur, pada Sabtu (10/9/2022).

Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.

Individu bisa mendapatkan segala macam informasi di dunia digital. Sehingga perlu hati-hati memilah agar tidak terpapar hoax. Informasi bohong ini bisa diantisipasi dengan mengasah pola pikir kritis.

“Kita tanamkan di diri kita sendiri. Supaya bertanggung jawab, kita harus hati-hati ketika posting. Setelah posting, kita tidak bisa menariknya lagi. Itu menjadi rekam jejak digital kita. Mending kalau tidak ada yang screen shot, kalau ada luar biasa, akan menjadi rekam jejak tidak baik,” kata Yuli.

Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Kediri, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Relawan Mafindo, Yuli Setiyowati. Kemudian Dosen Ilmu Komunikasi dan Sekretaris PWI Jatim, Dr. Cand. Drs.Eko Pamuji, M.I.Kom, serta mengundang Peksos Kementrian Sosial RI dan Wakil Sekertaris HPN (Himpunan Pengusaha Nahdliyin) Kota Kediri, Andri Hadi Prasetia Utama S.E.

Baca Juga: KemenKopUKM Angkat Isu Transformasi Digital dan Akses Pembiayaan UMKM dalam Forum APEC di Thailand

Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi, bisa klik ke Instagram @siberkreasi dan @literasidigitalkominfo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: