UMKM kriya turut mengambil peran dalam pertumbuhan bangsa Indonesia. Tidak heran, kriya merupakan motor penggerak pada sektor ekonomi kreatif, dan juga sebagai wadah dalam melestarikan adat dan budaya tanah air.
Dalam menumbuhkembangkan UMKM kriya di tanah air, perlu adanya kolaborasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah, komunitas, civitas akademika, dan juga asosiasi. Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII) merupakan salah satu asosiasi yang peduli terhadap tumbuh kembang kriya di tanah air.
Baca Juga: Begini Strategi Telkom University Tingkatkan Kualitas UMKM
Freddy Chrisswantra yang merupakan salah satu pendiri ADPII dalam pagelaran Cerita Kriya yang diselenggarakan di Bali, beberapa waktu lalu, dengan semangat mengatakan siap mendorong ADPII menjadi aggregator bagi pelaku UMKM kriya.
"Saya melihat adanya sebuah peluang ADPII menjadi aggregator di lingkup UMKM kriya," kata Freddy Chrisswantara dalam keterangan tertulisnya, Rabu (14/9/2022).
Menurut Freddy, membangun diferensiasi menjadi penting bagi UMKM sektor kriya.
Baca Juga: Shopee 9.9 Super Shopping Day Buat Para Pengguna dan UMKM Nikmati Manfaat Digital
"Di ranah grassroots saat ini kita menemukan banyak keseragaman, namun hal itu kurang tepat. Membangun diferensiasi lah yang menjadi penting, sehingga memiliki value di mata customer," ujar Freddy.
Lebih jauh, Freddy berharap ke depannya pelaku usaha kriya juga harus melihat, apakah yang dihasilkan sudah sesuai dengan keinginan pembeli. Karena menurutnya selama ini banyak yang hanya mengikuti apa yang sedang tren saat ini.
"Tujuan utamanya adalah value, itulah yang akan ADPII suarakan di ranah kriya," jelas Freddy.
Dalam perjalanannya, tutur Freddy, ADPII merupakan sebuah asosiasi yang mewadahi profesional desain produk industri sejak tahun 1975, dan resmi dideklarasikan dalam bentuk badan hukum perkumpulan pada tahun 2014.
Baca Juga: Ekonomi Digital, UMKM Lokal Bisa Dibawa Tembus Pasar Dunia!
ADPII mempunyai cita-cita yaitu mewujudkan kemandirian bangsa melalui Desain Produk Indonesia, dengn ditopang visi yakni menjadi tuan rumah di negara sendiri, menuju desain produk industri Indonesia yang mendunia.
ADPII menaungi para profesional desainer produk industri dari berbagai bidang mulai dari skala kecil menengah seperti craft, furniture, jewelry, tas dan sepatu, hingga industri manufaktur seperti industri transportasi, karoseri, dan perlengkapan militer.
"Mulai dari membuat produk untuk ritel hingga bidang jasa konsultasi desain. ADPII memperjuangkan tegaknya kemapanan profesi Desain Produk Indonesia. ADPII menghimpun dan mewadahi anggotanya untuk berkarya serta aktif dalam mengembangkan dan memajukan profesi, menjadi mitra pemerintah dalam memberikan rekomendasi kebijakan serta menjamin nilai keprofesian desain produk," kata Freddy.
Saat ini pun, lanjut Freddy, ADPII telah memiliki 400 anggota desainer produk aktif yang tersebar di 5 provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali. Disamping itu, ADPII juga menaungi 27 Universitas yang memiliki jurusan desain produk.
Baca Juga: Sinergi BRI, Bawa Layanan Lengkap dan Prima untuk UMKM di Pelosok Indonesia
Freddy menambahkan, bagaimana pentingnya menentukan identitas Indonesia melalui desain. Menurutnya, saat ini kita bisa mengacu pada tren yang bersifat kontemporer, sebagai penarik pembeli. Namun demikian Freddy tetap mengingatkan agar tetap menjaga keseimbangan, hal ini agar membawa nilai baik dari tradisi sehingga dapat diterima di pasar global.
"Kita bisa combine (tradisi dan modern), agar menjadi ide dan identitas baru," ungkap Freddy.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: