Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Orang Ini Bongkar 'Rahasia' Miliarder: Tak Ada yang Membuat Kekayaan Sendiri, Mereka Dibantu Koneksi

Orang Ini Bongkar 'Rahasia' Miliarder: Tak Ada yang Membuat Kekayaan Sendiri, Mereka Dibantu Koneksi Kredit Foto: Instagram/elonrmuskk
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan Menteri Tenaga Kerja di bawah Presiden Bill Clinton, Robert Reich yang saat ini menjabat sebagai Profesor Berkeley meyakini tak ada miliarder yang membuat kekayaan mereka sendiri. Baginya, miliarder saat ini, siapa pun mereka, memiliki bantuan keuangan untuk memulai bisnis.

Reich bahkan mencatut nama-nama orang terkaya dunia, dari Elon Musk, Bill Gates, Jeff Bezos hingga Mark Cuban sebagai miliarder yang sukses berkat privilege itu.

"Elon Musk berasal dari keluarga yang memiliki tambang zamrud di Apartheid Afrika Selatan," tulis Reich di Twitter pada 20 September. "Ibu Bill Gates membantu Microsoft mendapatkan kesepakatan dengan IBM. Permulaan berbasis garasi Jeff Bezos didanai oleh investasi seperempat juta dolar dari orang tuanya. 'Miliarder yang berusaha sendiri' adalah mitos."

Baca Juga: Inflasi Merajalela, Elon Musk Sindir The Fed Habis-Habisan: Problematik!

Melansir The Street di Jakarta, Kamis (22/9/22) Reich mengklaim bahwa sebagian besar miliarder telah menerima bantuan finansial atau mendapat manfaat dari koneksi keluarga. Dia juga menuduh para miliarder mengambil untung dari kerja karyawan mereka yang dibayar rendah dan mengalami kondisi kerja yang melecehkan.

Selain itu, Reich juga memposting video yang ingin mencela ketidaksetaraan sosial dan menuduh orang kaya tidak membayar bagian pajak yang adil, dan mengatakan bahwa miliarder yang sukses berkat kegigihan mereka adalah mitos belaka.

Posting dan video Reich mendorong Musk dan Cuban untuk bereaksi dan membela diri.

"Dibutuhkan banyak keberuntungan untuk menjadi miliarder," kata Cuban. "Menjelek-jelekkan pengusaha bukanlah cara untuk membuat perbedaan. Itu hanya memecah belah."

Lebih lanjut, Cuban melanjutkan, "Saya menghasilkan 2 juta dari penjualan perusahaan pertama saya. Saya memberikan 1 juta untuk 80 karyawan kami. Ketika kami menjual perusahaan kami berikutnya, yang membuat saya menjadi miliarder, 300 dari 330 karyawan menjadi jutawan. sebuah perusahaan yang saya mulai, dan terjual, semua orang mendapat bonus."

Menurut profil majalah Fortune 2007, ayah Cuban bekerja di sebuah toko kulit untuk industri otomotif. Pada tahun 1983, pengusaha dan Martin Woodall, mantan eksekutif Texas Instruments, mendirikan sebuah perusahaan bernama MicroSolutions yang dijual pada tahun 1990 seharga USD6 juta (Rp90 triliun).

Lima tahun kemudian, Cuban dan pengacara Todd Wagner mendirikan Broadcast.com, sebuah platform untuk streaming siaran radio melalui Internet. Mereka berencana menjual perusahaan itu ke Yahoo! Inc senilai USD5 miliar pada tahun 1999. Kemudian pada hasil kesepakatan, mereka menghasilkan lebih dari USD1 miliar.

"Saya sangat bangga dengan apa yang telah saya lakukan," kata Cuban.

Sementara itu, Musk menyebut Reich sebagai "idiot" dan "pembohong". Dia kemudian bersikeras menjelaskan bahwa dia dibesarkan dalam kondisi sederhana dan telah menjadi orang yang bahkan mendukung ayahnya secara finansial.

"Errol kehabisan uang di tahun 90-an," kata miliarder itu merujuk pada ayahnya. "Kakakku dan aku mendukungnya secara finansial dan keluarga besarnya di Afrika Selatan sejak saat itu dengan syarat dia tidak melakukan hal-hal buruk. Sayangnya, dia melakukan hal-hal buruk :("

Musk lahir di Pretoria, Afrika Selatan, dari ayah Afrika Selatan, Errol, dan ibu Kanada, Maye. Musk sejak awal telah menunjukkan bakat untuk IT dan kewirausahaan.

Pada usia 12 tahun, ia membuat video game dan menjualnya ke majalah komputer. Pada usia 17 tahun setelah lulus SMA, Musk meninggalkan Afrika Selatan dan hijrah ke Kanada untuk menghindari wajib militer dan mencoba peluang ekonomi di Amerika Serikat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: