Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sesuatu yang Luar Biasa Terjadi di Iran: Hijab Dibakar, Para Wanita Menari

Sesuatu yang Luar Biasa Terjadi di Iran: Hijab Dibakar, Para Wanita Menari Bendera Iran melambai di depan markas Badan Energi Atom Internasional (IAEA), sebelum dimulainya rapat dewan gubernur, di Wina, Austria, 1 Maret 2021. | Kredit Foto: Reuters/Lisi Niesner

Seseorang dipaksa untuk bertanya-tanya apakah serikat mahasiswa Inggris juga akan memasukkan daftar hitam beberapa wanita pemberani dan brilian yang saat ini turun ke jalan-jalan di Iran.

Jika salah satu dari mereka datang ke Inggris dan membuat pidato yang menggugah tentang kejahatan aturan Syariah dan pengalaman hidup yang merendahkan di bawah pemerintahan Islam --yang telah dilakukan oleh Namazie-- apakah mereka juga akan dianggap 'menghasut' dan mendapati diri mereka dilemparkan? keluar?

Baca Juga: Rakyat Iran Murka Setelah Wanita Mahsa Amini Tewas di Tangan Polisi Moral

Selain Islamofobia, beberapa orang bahkan berbicara tentang 'hijabfobia'. Seorang penulis untuk Huffington Post menggambarkan ini sebagai 'permusuhan terhadap hijab'. Nah, beberapa wanita di Iran merasa 'permusuhan terhadap jilbab'.

Sedemikian rupa sehingga mereka merobeknya dari kepala mereka dan melemparkannya ke dalam api. Apakah mereka 'hijabphobia'? Apakah mereka fanatik? Ini adalah jalan sesat dimana hiper-sensitivitas Barat terhadap Islam mengancam untuk menjatuhkan kita.

Bagaimana mungkin beberapa kaum kiri di Barat menunjukkan solidaritas yang berarti dengan para wanita Iran yang mencintai kebebasan ketika mereka begitu sering memuji jilbab?

Guardian, misalnya, telah menerbitkan artikel yang menyatakan bahwa jilbab tidak ada hubungannya dengan penindasan, melainkan pakaian yang menandakan harga diri. Katakan itu kepada para wanita di Iran yang sangat membenci tanda busana dari status sosial mereka yang lebih rendah sehingga mereka membakarnya.

Para pengunjuk rasa di Iran membutuhkan dukungan dan solidaritas kita. Untuk memberi mereka itu, kita perlu menghilangkan gagasan bahwa kritik terhadap Islam adalah kefanatikan. Mari kita ingat bahwa baik di sini maupun di luar negeri, hak perempuan untuk hidup sesuka hatinya harus selalu didahulukan dari kepekaan agama. Setiap saat.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: