Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tingkatkan Kemampuan Identifikasi Hama, Petani Tembakau Probolinggo Ikuti Pelatihan

Tingkatkan Kemampuan Identifikasi Hama, Petani Tembakau Probolinggo Ikuti Pelatihan Kredit Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Guna meningkatkan kemampuan mengidentifikasi pengganggu tanaman, petani tembakau di Probolinggo mengikuti sosialisasi pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang diadakan Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten Probolinggo.

Kepala Diperta Kabupaten Probolinggo melalui Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Muda, Muhlisin, mengatakan, kegiatan yang digelar Sabtu (24/9/2022) itu diikuti delapan kelompok tani (poktan) di Kabupaten Probolinggo.

Yakni, Poktan Rukun Tani 3 dan Poktan Bina Sejahtera Tiga Kecamatan Pakuniran, Poktan Tani Makmur III Kecamatan Bantaran, Poktan Sumber Makmur dan Poktan Tani Makmur Kecamatan Gading, Poktan Hasil Tani Satu Kecamatan Besuk, Poktan Tani Agung II Kecamatan Kraksaan dan Poktan Sumber Abadi Kecamatan Krejengan.

Setiap poktan, kegiatan ini diikuti oleh 40 orang petani tembakau dengan menggunakan alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2022. Selama kegiatan mereka mendapatkan materi tentang identifikasi OPT yang menyerang tanaman tembakau dan praktek lapangan untuk identifikasi OPT secara langsung.

Untuk narasumber berasal dari Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BB-PPTP) Surabaya dan Diperta Kabupaten Probolinggo. Selain itu, petani tembakau juga diajak praktek pembuatan pupuk organik berbasis pada spesifik lokasi.

“Kita memberikan kegiatan ini untuk memberikan edukasi kepada petani kaitannya untuk bisa membedakan jenis-jenis OPT yang menyerang tembakau mulai dari hama, penyakit atau virus dan gula. Karena penanganannya berbeda,” katanya, Senin (26/9/2022).

Muhlisin menjelaskan, di OPT tembakau tidak bisa hanya berbicara saja, tetapi dituntut kemampuan petani untuk mengidentifikasi yang tepat dan benar. Harapannya petani mampu melakukan upaya pengendalian OPT secara efektif dan efisien serta tepat sasaran.

“Ketika petani tidak bisa mengidentifikasi OPT maka penanganannya tidak efisien serta membuang waktu dan biaya. Ini merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan petani dalam mengidentifikasi OPT yang menyerang tembakau,” jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: