Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ngeri, Ahli Forensik Sebut Ferdy Sambo Psikopat!

Ngeri, Ahli Forensik Sebut Ferdy Sambo Psikopat! Kredit Foto: Suara.com/Yasir
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tersangka Fredy sambo kini semakin terpojok, pasalnya baru-baru ini mulai terungkap soal dugaan Ferdy Sambo psikopat.

Soal dugaan Ferdy Sambo psikopat pertamakali diungkapkan mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara.

Hingga, pernyataan Deolipa Yumara mendapat dukungan Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel.

Kondisi seorang psikopat, menurut Reza justru harus mendapatkan penjagaan yang sangat ketat.

Pasalnya di balik Ferdy Sambo yang melakukan perlawanan dahsyat terhadap ancaman hukuman, bahkan terhadap institusi Polri, ada latar belakangnya.

Reza menyebut hal itu sebagai alasan Ferdy Sambo menutupi kelemahan dan ketakutan.

"Jangan-jangan menutupi kelemahan yang luar biasa, menutupi ketakutan yang luar biasa," kata Reza Indragiri dalam dialognya di kanal Youtube Irma Hutabarat-Horas Inang pada Minggu, 26 September 2022.

Reza menjelaskan kekuasaan Ferdy Sambo yang sebelumnya sangat powerfull dan kini menjadi powerless, tentu sangat berpengaruh.

"Bisa dibayangkan pasti tekanan batinnya juga luar biasa. Bahkan perasaan batinnya seolah-olah sudah mati," ujar Reza Indragiri.

Reza mengatakan berdasarkan penelitian prevelensi orang yang mengakhiri hidup sendiri secara persentase di Kepolisian lebih tinggi dibanding masyarakat umum.

"Jangan sampai FS ini mengakiri hidupnya sendiri," katanya lagi.

Pasalnya dengan perilaku Ferdy Sambo yang disebutnya sering berbelok-belok, sebagai penanda bahwa Ferdy Sambo dalam kondisi tidak stabil.

"Perilaku FS yang belok kanan belok kiri jangan-jangan sebuah penanda bahwa yang bersangkutan tidak stabil," kata Reza menduga.

Sebagai contoh dalam suratnya Ferdy Sambo mengatakan mengakui dan akan bertanggung jawab terhadap pembunuhan yang dilakukan pada Brigadir J.

Tetapi keputusannya banding terhadap keputusan KKEP hingga ke PTUN sebagai salah satu tindakannya yang tak sinkron.

"Itu tak sinkron, tidak stabil. Sehingga kita punya alasan untuk mengingatkan teman-teman di Kepolisian, jaga FS baik-baik. Jangan sampai melakukan tindakan mengakhiri hidupnya sendiri," ungkap Reza.

Pasalnya jika hal ini terjadi maka proses hukumnya akan semakin berat.

Padahal masyarakat Indonesia sedang menggebu-gebu tengah memperjuangkan keadilan bagi Brigadir J.

"Kalau kemudian FS mengakhiri hidupnya kita mau bilang apa. Paling apes mendiang Brigadir J," ujar Reza.

"Selama-lamanya akan ada stigma sebagai pelaku kekerasan seksual, pembangkang atasan, dan menodai istri atasan," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: