Diplomat Top Rusia: Asumsi Tentang Kemungkinan Konflik Senjata Nuklir Terbatas Adalah Salah
Asumsi tentang kemungkinan konflik nuklir terbatas adalah keliru karena setiap penggunaan senjata nuklir penuh dengan bencana global, Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat Anatoly Antonov mengatakan dalam sebuah artikel yang diterbitkan di situs web majalah Kepentingan Nasional AS pada Rabu (28/9/2022).
"Saya ingin memperingatkan para perencana militer Amerika tentang kekeliruan asumsi mereka bahwa konflik nuklir terbatas mungkin terjadi. Mereka tampaknya berharap bahwa Amerika Serikat akan dapat berlindung di balik lautan jika konflik seperti itu terjadi di Eropa dengan Inggris dan Prancis," tegasnya, lapor kantor berita TASS.
Baca Juga: Amerika Cemas Barat Terlambat Mengetahui Rusia Sudah Gunakan Senjata Nuklir karena...
Menurut Antonov, setiap penggunaan senjata nuklir dapat dikatakan sebagai sebuah eksperimen yang sangat berbahaya buat global.
"Saya akan menekankan bahwa ini adalah 'eksperimen' yang sangat berbahaya. Aman untuk mengasumsikan bahwa setiap penggunaan senjata nuklir dapat dengan cepat menyebabkan eskalasi konflik lokal atau regional menjadi konflik global," tegasnya.
"Saya ingin percaya bahwa, terlepas dari semua kesulitan, kami dan Amerika belum mendekati ambang batas berbahaya untuk jatuh ke dalam jurang konflik nuklir. Penting untuk berhenti mengancam kami," katanya.
"Hari ini, sulit untuk memprediksi seberapa jauh Washington siap untuk memperburuk hubungan dengan Rusia. Akankah lingkaran penguasa AS dapat menghentikan rencana mereka yang bertujuan untuk melemahkan negara kita dengan prospek perpecahannya?" imbuh Antonov.
“KTT Organisasi Kerjasama Shanghai baru-baru ini dan minggu tingkat tinggi sesi Majelis Umum PBB ke-77 telah membuktikan bahwa sebagian besar planet ini tidak puas dengan tatanan dunia yang diciptakan setelah runtuhnya Uni Soviet," tegasnya.
"Kami menyaksikan mayoritas komunitas global berusaha mencari cara untuk membangun sistem hubungan internasional yang adil yang tidak akan memiliki negara tingkat pertama atau kedua. Kami dengan tegas mendukung tatanan dunia yang berdasarkan hukum internasional, Piagam PBB, dan prinsip keamanan yang tidak dapat dipisahkan," tambah Antonov.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: