Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Prof Nadirsyah Hosen, me-retweet ulang soal pemberitaan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri, yang ditengarai terus mendesak satuan tugas pengusut kasus Formula E untuk menetapkan Anies Baswedan sebagai tersangka.
Menurut pria yang akrab dipanggil Gus Nadir ini, sangat berbahaya jika KPK ditarik ke wilayah politik praktis. Dia menekankan, merupakan hak warga negara untuk maju di pilpres sesuai dengan persyaratan undang-undang.
Baca Juga: Gabung Pemuda Pancasila, Anies Baswedan Ingin Lenyapkan Julukan Bapak Politik Identitas
"Berbahaya jika KPK ditarik ke wilayah politik praktis. Gak suka dg Anies, silakan saja. Tapi hak warga negara untuk maju di Pilpres sesuai persyaratan UU," cuit Gus Nadir yang dikutip FAJAR.CO.ID, Sabtu (1/10/2022).
Gus Nadir tidak setuju penjegalan dengan cara-cara kotor, siapapun calon presidennya. Ia menegaskan, kasus harus dilanjutkan jika ada bukti kuat. Sebaliknya, jika tidak ada, kasusnya itu disetop.
"Jangan sampai (siapapun Capresnya) mau dijegal dg cara2 kotor. Ada bukti kuat, silakan lanjutkan kasusnya. Gak ada, ya stop!" bebernya.
Sebelumnya, Tagar #SaveAniesBaswedan trending di twitter, Sabtu (1/10/2022). Tagar itu menjadi trending setelah pemberitaan soal manuver Ketua KPK, Firli Bahuri, menjegal Anies Baswedan.
Baca Juga: Politik Tak Pasti, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo Harus Hati-hati, Habis Manis Sepah Dibuang!
Ketua KPK itu ditengarai terus mendesak satuan tugas tim penyelidik yang mengusut kasus Formula E untuk menetapkan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai tersangka. Kendati dalam hasil gelar perkara yang digelar Rabu, 28 September lalu, satuan tugas tim penyelidik Formula E belum cukup bukti untuk ditingkatkan ke tahap penyidikan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum