Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waketum Partai Garuda Minta Tragedi Kanjuruhan Jangan Jadi Ladang Politisasi

Waketum Partai Garuda Minta Tragedi Kanjuruhan Jangan Jadi Ladang Politisasi Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi meminta semua pihak agar tragedi di Stadion Kanjuruhun Malang tidak dipolitisasi demi mengumbar kebencian terhadap pemerintah.

"Provokasi yang terjadi di lapangan sehingga membuat jatuhnya korban jiwa, jangan sampai diprovokasi lagi diluar lapangan. Peristiwa Kanjuruhun jangan dipolitisasi, memanfaatkan tragedi untuk pencitraan, untuk menyalahkan dan untuk tampil bak pahlawan. Jangan jadikan tragedi ini ladang politis," pinta Teddy dalam keterangannya, Senin, 3 Oktober 2022.

Teddy juga menilai langkah Presiden Jokowi yang telah memberikan statement juga dinilai sudah tepat. Meski demikian, pemerintah harus memastikan keluarga yang ditinggalkan mendapatkan asuransi, yang dirawat agar mendapatkan perawatan yang serius dan melakukan pengusutan tuntas untuk mengetahui siapa yang melakukan provokasi sehingga terjadi kerusuhan yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

"Tidak ada satupun yang menginginkan hal ini terjadi, semua orang tentu dirugikan, tapi hal ini sudah terjadi, maka pembenahan wajib dilakukan. Kedepan harus diutamakan ketegasan aparat untuk mematikan percikan sebelum menjadi kobaran api. Jangan lagi takut akan teror HAM," jelasnya..

"Terlepas dari tindakan pencegahan yang dari jauh-jauh hari telah dilakukan oleh pihak kepolisian, demi keamanan, meminta secara resmi untuk memajukan waktu pertandingan dari jadi jam 20:00 WIB menjadi 15:30 WIB, sayangnya hal ini tidak ditanggapi oleh panitia dan tetap melaksanakan di jam 20:00 WIB

"Sudah waktunya berbenah, aparat kepolisian sudah harus melakukan tindakan pelumpuhan, tindakan tegas terhadap pihak yang terlihat berpotensi membuat kerusahan. Pelumpuhan itu tentu akan membuat sehat kompetisi, karena kompetisi ini butuh keamanan dan kenyaman," tuntasnya.

Sebelumnya, polisi memastikan hingga kini korban tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang meninggal sudah mencapai 125 orang.

Kericuhan bermula ketika Arema FC kalah dari Persebaya dengan skor 2-3. Tak terima, sejumlah penggemar Arema memasuki lapangan. Polisi merespons dengan mengadang dan menembakkan gas air mata.

Gas air mata itu ditembakkan tidak hanya kepada suporter yang memasuki lapangan, tetapi juga ke arah tribun penonton. Suporter pun panik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: