Musim Dingin Eropa Bisa Jauh Lebih Dahsyat, Peringatan Ilmuwan Jangan Diremehkan
Negara-negara Eropa mungkin akan menghadapi musim dingin yang lebih dahsyat dari biasanya, kepala Pusat Prakiraan Cuaca Jangka Menengah Eropa (ECMWF) memperkirakan pada Minggu (2/10/2022).
Perkiraan ini muncul saat benua itu sedang berjuang dengan krisis energi yang dipicu oleh sanksi yang dijatuhkan Barat terhadap Rusia atas konflik Ukraina.
Baca Juga: Warning Resesi Zona Eropa Dirilis, Situasinya Jangan Diremehkan!
Berbicara kepada Financial Times, Direktur Jenderal ECMWF Florence Rabier mengatakan bahwa data awal menunjukkan bahwa pada bulan November dan Desember Eropa Barat mungkin menghadapi periode tekanan tinggi.
Ini, katanya, dapat membawa cuaca yang lebih dingin dengan lebih sedikit angin dan curah hujan, yang dapat mengurangi jumlah daya yang dihasilkan oleh sumber daya terbarukan.
“Jika kita memiliki pola ini maka untuk energi itu cukup menuntut karena tidak hanya sedikit lebih dingin tetapi juga Anda memiliki lebih sedikit angin untuk tenaga angin dan lebih sedikit curah hujan untuk tenaga air,” kata Rabier kepada outlet tersebut.
Kepala ECMWF melanjutkan dengan mengatakan bahwa sementara dalam jangka pendek Eropa mungkin mengalami cuaca yang lebih ringan karena badai baru-baru ini di Atlantik, fenomena atmosfer yang disebut La Nina dapat membawa cuaca yang lebih dingin di kemudian hari.
Ini biasanya terjadi karena pendinginan berkala Samudra Pasifik, yang memicu efek riak pada cuaca di seluruh dunia dan dapat mengubah pola angin dan curah hujan.
Rabier mencatat bahwa Eropa baru saja mengalami salah satu musim panas terpanas dalam sejarah. Meskipun hal ini terbukti menjadi keuntungan bagi tenaga surya, hal itu juga menyebabkan penurunan pangsa tenaga angin dan tenaga air dalam bauran energi UE.
Berbagai pejabat dan tokoh masyarakat Barat telah memperingatkan situasi putus asa yang mungkin dialami Uni Eropa di musim dingin ini.
Pada akhir September, Komisaris Energi UE Kadri Simson juga meramalkan bahwa musim dingin ini “tidak akan mudah”, tetapi menambahkan bahwa musim dingin berikutnya “akan lebih sulit lagi.”
Dalam beberapa bulan terakhir, Brussel telah terhuyung-huyung dari krisis energi yang dipicu oleh meroketnya harga gas karena sanksi yang dikenakan Barat pada Rusia atas konflik Ukraina.
Untuk meringankan situasi, UE menyetujui paket tindakan darurat, termasuk penghematan daya wajib, pembatasan pendapatan pasar berlebih, dan retribusi untuk menangkap surplus keuntungan perusahaan. Pejabat juga telah mendorong konsumen untuk menghemat energi dengan segala cara yang tersedia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: