Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ahli Perkirakan Serangan Malware pada ATM/PoS Akan Meningkat di Q4 2022

Ahli Perkirakan Serangan Malware pada ATM/PoS Akan Meningkat di Q4 2022 Kredit Foto: The Week/Via Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jumlah serangan yang dilakukan oleh penjahat dunia maya terhadap Automatic Teller Machine (ATM) dan terminal point-of-sale (PoS) di tahun ini kembali mengalami peningkatan setelah sebelumnya mengalami penurunan saat pandemi 2020.

Penjahat menyebarkan malware ATM/PoS untuk mencuri uang tunai, kredensial kartu kredit, dan data pribadi sampai menembus sistem untuk mendapatkan kendali atas semua perangkat dalam jaringan.

Dalam sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Kaspersky, jumlah serangan saat pandemi menurun tajam yaitu dari sekitar 8000 pada tahun 2019 menjadi 5000 di tahun 2020. Para ahli menilai hal ini terjadi karena beberapa alasan termasuk adanya pengurangan jumlah total ATM di seluruh dunia, penutupan ATM selama masa pandemi, serta adanya penyusutan pengeluaran masyarakat.

Baca Juga: Peringatan! Malware SharkBot Versi Terbaru Muncul Lagi di Aplikasi Kripto Berbasis Android

Namun kini, pandemi dapat dikatakan hampir usai dan serangan kembali meningkat dengan pesat. Pada tahun 2021, jumlah perangkat yang terinfeksi oleh malware ATM/PoS naik 39% dibandingkan tahun sebelumnya, dan dalam delapan bulan pertama 2022, jumlahnya tumbuh 19% lebih banyak dalam perbandingan periode yang sama di tahun sebelumnya. Secara total, jumlah serangan dari Januari-Agustus 2022 telah mencapai 4173.

Malware HydraPoS dan AbaddonPoS pun menyumbang sekitar 71% dari semua deteksi malware ATM/PoS pada tahun 2020-2022, dengan masing-masing 36% dan 35%. Dengan tren yang terjadi saat ini, para ahli memperkirakan bahwa jumlah serangan terhadap perangkat ATM/PoS akan terus meningkat pada kuartal keempat tahun 2022.

Didasari laporan dari Portal Intelijen Ancaman Kaspersky terkait serangan yang melibatkan rekayasa sosial, Fabio Assolini selaku Kepala Pusat Penelitian Amerika Latin di Kaspersky berkomentar, "ada teknik yang berbeda. Mereka bergantung pada siapa yang melakukan serangan dan keluarga (malware) mana yang digunakan."

Lanjutnya, "penyerang melakukan panggilan telepon atau bahkan kadang ke kantor korban. Mereka menyamar sebagai karyawan bank atau perusahaan kartu krdit dan mencoba meyakinkan korban untuk menginstall malware seolah-olah itu adalah pembaruan sistem."

Fabio Assolini menjelaskan bahwa malware PoS lebih tersebar luas daripada malware ATM karena memberikan akses yang cukup mudah ke uang. Jika ATM biasanya terlindungi dengan cukup baik, pemilik kafe, restoran, dan toko seringkali tidak memikirkan keamanan siber dari terminal pembayaran mereka, menjadikan mereka target bagi penyerang. Selain itu juga modal bisnis kriminal baru seperti malware-as-a-service muncul untuk menurunkan standar keterampilan bagi calon pelaku ancaman.

Oleh karena itu, peneliti Kaspersky merekomendasikan untuk menerapkan beberapa langkah seperti berikut ini untuk menjaga sistem dan data yang disematkan tetap aman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: