Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Konten Pornografi Merusak Otak Dua Kali Lipat daripada Narkoba

Konten Pornografi Merusak Otak Dua Kali Lipat daripada Narkoba Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sepanjang Januari hingga Oktober 2021, Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan 1.109.416 konten pornografi yang tersebar di Internet.

Menurut survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sebanyak 22 persen anak Indonesia dilaporkan masih melihat tayangan tidak sopan, termasuk konten bermuatan pornografi.

Baca Juga: Akses Pornografi di Twitter Tak Diawasi, Bersiap Kena Denda Rp74 Triliun!

"Dari mana sumber pornografi anak beradal? Dari komik, internet, game online, film, gadget dan media lainnya," ujar Perawat Home Care dan Aktivis Pramuka Herpritha Febria Putri saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada Rabu (5/10/2022).

Begitu banyak saluran anak untuk mendapatkan materi pornografi sejak adanya teknologi digital, sehingga orangtua harus waspada.

Mengingat dampaknya cukup besar pada anak, karena bisa menggangu konsentrasi, sulit berpikir kritis karena semakin lama terpapar akan menimbulkan kerusalan bagian otak.

Anak juga jadi sulit mengendalikan diri, membedakan mana yang benar dan salah, serta merencanakan masa depan. 

Lebih lanjut pornografi ternyata merusak otak anak dua kali lipat dari paparan narkoba. Bila kecanduan narkoba merusak tiga bagian otak, maka penggunaan materi pornografi yang terus menerus akibat kecanduan mampu merusak lima bagian otak.

Untuk menghindari paparan pornografi, orangtua perlu membatasi penggunaan gadget pada anak, apalagi untuk usia tertentu sejak 1-3 tahun seharusnya belum diperbolehkan menggunakan gadget. 

Orangtua boleh saja menggunakan media digital dalam bentuk audio untuk menambah kosakata melalui musik dan lagu, serta memanfaatkan program aplikasi untuk meningkatkan proporsi anak berbagi dan memiliki rasa empati.

Namun jika anak sudah hampir masuk usia remaja, orangtua sudah harus memiliki kesepakatan dengan anak kapan waktu bermain gadget. Orangtua diajak untuk lebih banyak mengeksplore bakat minat anaknya dibanding bermain gadget. 

"Sama seperti orang dewasa keamanan digital anak juga penting. Orangtua wajib mendampingi dan mengontrol penggunaan gadget anak dengan parental control yang memudahkan," tambahnya.

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Blitar, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. 

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya antara lain Enterpreneur dan Founder of Coffee Meets Stock Billy Tanhadi, Perawat Home Care dan Aktivis Pramuka Herpritha Febria Putri, serta mengundang Key Opinion Leader (KOL), seorang Public Figure Enno Lerian.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi atau instagram @literasidigitalkominfo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: