- Home
- /
- EkBis
- /
- Infrastruktur
Sesuai Arahan Jokowi, Menteri Basuki Tekankan Kualitas dan Estetika Infrastruktur Permukiman
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meminta Ditjen Cipta Karya untuk terus mengedepankan kualitas dan nilai estetika sebagai unsur daya tarik infrastruktur. Hal ini telah diamanatkan juga oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk seluruh infrastruktur yang dibangun.
"Tahun 2022 ini kualitas pekerjaan dan estetika harus menjadi prioritas utama bagi kita semua, khususnya Ditjen Cipta Karya. Untuk itu saya mohon kepada Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) untuk terus meningkatkan kompetensinya," kata Basuki.
Baca Juga: Infrastruktur Hampir Matang, Presiden Jokowi Pastikan: Bali Siap Menyambut KTT G20
Basuki menyebut ada tiga hal yang diperlukan dalam upaya menjamin kualitas pekerjaan, yaitu penuhi kriteria kesiapan kegiatan (readiness criteria) serta lakukan perencanaan yang berkualitas pada tahap pra konstruksi. Setelah itu pada masa kostruksi lakukan pengawasan yang ketat di lapangan.
"Saya minta Kepala Balai, Kepala Satuan Kerja (Kasatker), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk mengawasi langsung kegiatan di lapangan, jangan menyerahkan sepenuhnya ke kontraktor. Karena Kementerian PUPR bertanggung jawab atas pembinaan kepada penyedia jasa konstruksi, ini juga tanggung jawab Direktur, Kasubdit (Kepala Subdirektorat), dan Kepala Seksi untuk mengecek langsung kualitas infrastruktur," kata Basuki dalam keterangannya, Senin (10/10/2022).
Tercatat sebagaimana terekam E-Monitoring Kementerian PUPR hingga 8 Oktober 2022, per pukul 08.00 WIB, realisasi penyerapan keuangan pekerjaan infrastruktur Ditjen Cipta Karya sebesar Rp9,74 triliun atau sebesar 57,62% dari total anggaran Rp16,91 triliun. Sementara untuk pekerjaan fisik yang dilaksanakan seluruh Balai Prasarana Permukiman Wilayah telah mencapai 53,68%.
Baca Juga: Respons Gempa Tapanuli Utara, Janji Kementerian PUPR: Fasum dan Fasos Akan Segera Diperbaiki
Basuki menginstruksikan untuk pelaksanaan program TA 2023 harus sudah dapat selesai dan berfungsi pada akhir 2023 atau paling lambat semester 1 tahun 2024. Termasuk juga lembaga pengelola infrastruktur yang akan beroperasi sudah terbentuk.
"Saya juga meminta Kepala Balai harus peduli terhadap pekerjaan yang sudah dikerjakan pada tahun sebelumnya. Saya tidak rela asset infrastruktur PUPR ditelantarkan. Tugas Kabalai adalah bertanggung jawab pada infrastruktur tahun sebelumnya, kerjakan infrastruktur tahun ini, dan membuat program pada tahun mendatang," kata Menteri Basuki.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas