Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Krisis Energi Nyata Adanya, Bos JPMorgan: AS Seharusnya Memompa Lebih Banyak Minyak dan Gas

Krisis Energi Nyata Adanya, Bos JPMorgan: AS Seharusnya Memompa Lebih Banyak Minyak dan Gas Kredit Foto: Reuters/MIke Blake
Warta Ekonomi, Jakarta -

CEO JPMorgan, Jamie Dimon mengatakan bahwa AS harus terus maju dalam memompa lebih banyak minyak dan gas untuk membantu meringankan krisis energi global. AS bahkan harus menyamakan situasi dengan risiko keamanan nasional dalam proporsi tingkat perang.

Dimon menyebut krisis itu cukup dapat diprediksi karena ketergantungan Eropa yang berlebihan pada energi Rusia. Ia juga mendesak sekutu Barat untuk mendukung AS dalam mengambil peran utama dalam keamanan energi internasional.

“Dalam pandangan saya, Amerika seharusnya memompa lebih banyak minyak dan gas dan itu seharusnya didukung,” kata Dimon mengutip CNBC International di Jakarta, Selasa (11/10/22).

“Amerika perlu memainkan peran kepemimpinan yang nyata. Amerika adalah produsen ayunan, bukan Arab Saudi. Kita harus melakukannya dengan benar mulai Maret,” lanjutnya, merujuk pada permulaan krisis energi setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari.

Baca Juga: Mohon Maaf Bukan Maksud Nakut-Nakutin, Tapi CEO JPMorgan Bilang: AS dan Dunia Akan Resesi dalam 6 Bulan ke Depan

Eropa, yang pernah menjadi importir utama energi Rusia, mengandalkan negara itu hingga 45% dari kebutuhan gas alamnya, telah berada di garis depan krisis itu. Eropa saat ini tengah menghadapi harga yang lebih tinggi dan pasokan yang berkurang sebagai akibat dari sanksi yang dikenakan terhadap Kremlin.

Sementara negara-negara Uni Eropa telah mencapai target untuk menopang pasokan gas selama bulan-bulan musim dingin mendatang, Dimon mengatakan para pemimpin sekarang harus melihat ke depan untuk masalah keamanan energi di masa depan.

“Kami memiliki masalah jangka panjang sekarang, yaitu dunia tidak memproduksi cukup minyak dan gas untuk mengurangi batubara, melakukan transisi [ke energi hijau], menghasilkan keamanan bagi masyarakat,” katanya.

“Saya akan memasukkannya ke dalam kategori kritis. Ini harus diperlakukan hampir sebagai masalah perang pada saat ini, tidak kurang dari itu,” tambahnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: