Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perkuat Tim Keamanan Siber, Trend Micro Turut Targetkan Sektor Industri Menengah dan UMKM

Perkuat Tim Keamanan Siber, Trend Micro Turut Targetkan Sektor Industri Menengah dan UMKM Kredit Foto: Tri Nurdianti
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tranformasi digital yang memiliki peranan penting dalam mendorong percepetan ekonomi digital di Indonesia kini turut menghadirkan berbagai risiko keamanan yang terus meningkat terhadap bisnis.

Country Manager Indonesia Trend Micro, Laksana Budiwiyono menyampaikan bahwa industri harus siap dengan perkembangan atau ancaman dunia digital seiring dengan digitalisasi yang dilakukan untuk dapat melalui tantangan dan kompetisi bisnis yang berjalan saat ini.

Sebuah studi global terbaru dari Trend Micro mencatat bahwa organisasi di Indonesia mengalami kesulitan dalam mengendalikan risiko siber di tengah digital attack surface yang semakin tinggi.

Baca Juga: Trend Micro Perkenalkan Platform Keamanan Baru Trend Micro One

Sebanyak 83% dari responden di Indonesia mengatakan attack surface mereka terlihat kompleks tapi masih terkendali. Namun, ada sebanyak 85% yang khawatir akan meningkatnya attack surface, di mana 25% lainnya menyebut attack surface secara digital mulai tidak terkendali.

Visibilitas kini menjadi tantangan bagi organisasi maupun bisnis dalam mengelola dan memahami risiko siber, dengan jumlah 53% responden mengatakan mereka memiliki titik buta yang menjadi hambatan dalam keamanan mereka.

"Jangan lupa [bagi organisasi dan bisnis] untuk meningkatkan security posture-nya, kalau tidak nanti aplikasi digitalnya bisa rentan, apalagi [yang sistem kerjanya] 100% digital, kalau rentan bisa langsung tutup," tutur Laksana seperti saat ditemui dalam konferensi media pada Selasa (11/10/2022).

Untuk membangun security yang bagus bagi organisasi maupun bisnis, haruslah terlebih melihat dari keamanan siber dan proteksi yang diperlukan, karena setiap industri memiliki kebutuhan proteksi yang berbeda. Laksana mengatakan bahwa dalam hal ini, Trend Micro memiliki kemampuan untuk melakukan assesment atau check up terhadap security posture untuk menemukan celah yang berbahaya dan rentan dengan menggunakan pendekatan berbasis risiko.

Dalam pengumuman peluncuran produk terbaru Trend Micro, yaitu Trend Micro One, Laksana mengatakan, "sebagai platform yang dikembangkan oleh profesional keamanan siber untuk profesional keamanan siber, Trend Micro One membantu organisasi menjadi lebih tanggung. Teknologi canggih yang dimiliki platform ini membantu bisnis untuk mendeteksi attack surface yang kerap berubah, mengevaluasi serta mengidentifikasi risiko dan kerentanan yang paling mengancam, kemudian memitigasi hal tersebut."

Dalam upayanya memperkuat tim keamanan siber di Indonesia di berbagai sektor dan segmen, Laksana mengungkapkan bahwa Trend Micro turut menyediakan layanan bagi UMKM dengan sistem yang mudah dijangkau dari segi keuangan bagi para pelaku UMKM.

"Kita punya layanan itu [layanan untuk UMKM] dan sifatnya subscribtion terutama untuk UMKM, di mana mereka tidak perlu membeli lisence kami, hanya perlu bayar tahunan atau bulanan, tapi sementara kami masih tahunan dulu... Jadi tidak perlu memiliki produk, sistemnya seperti sewa dan itu biayanya sangat ringan," jelas Laksana.

Tidak hanya itu, Trend Micro telah mengemas produknya dengan sekaligus disertai tenaga ahli bidang keamanan siber sehingga menghasilkan produk keamanan siber terintegrasi dengan bekerja sama dengan MII (Mitra Integrasi Informatika). Laksana mengatakan dengan begitu Trend Micro dapat menghasilkan end-to-end dari sisi produk sekaligus people dalam satu manajemen servis.

Melalui layanan end-to-end ini, Trend Micro dapat memberikan layanan untuk identifikasi masalah siber perusahaan, mengembangkan strategi yang tepat untuk meningkatkan ketahanan siber, dan mendukung perusahaan dalam menavigasi kepatuhan dan regulasi perlindungan data.

Berbicara mengenai targetnya, Laksana menjelaskan, "ini cocok untuk semua segmen, tapi segmen menengah yang paling tepat karena mereka itu memiliki budget dalam jumlah terbatas dan dengan tenaga ahli yang terbatas juga, jadi sangat cocok bagi mereka [untuk menggunakan layanan ini]."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: