Mobile development adalah cara untuk membuat aplikasi di smartphone. Mobile development berbeda dengan web development karena menggunakan tools dan bahasa pemrograman yang berbeda.
Jonathan Darwin, Mobile Developer di Bina Nusantara IT Division menceritakan pengalamannya yang terjun ke dunia mobile development berkat IT Division. Di sana, Jonathan mendapatkan mentor di bidang mobile, sementara dahulu ia masih menjadi full-stack engineer. Jonathan mengaku, ia agak kurang tertarik dengan HTML dan CSS yang biasa digunakan di web. Namun, ketika terjun ke mobile development, ia lebih tertarik dan semangat.
Baca Juga: Apa Itu Mobile Developer?
Ke depannya, peluang pekerjaan sebagai mobile developer sangat dibutuhkan, terlebih di Indonesia yang sebagian besar rakyatnya lebih memilih untuk menggunakan smartphone, baik itu Android atau iOS. Oleh karena itu mulailah dari mendalami salah satu bahasa pemrograman seperti Kotlin, C, Python atau Java. Sebagai contoh, Android menggunakan bahasa pemrograman Java, Python dan lain sebagainya. Sementara untuk iOS yaitu Swift dan C.
Meskipun sama-sama mobile, Jonathan menuturkan bahwa Android dan iOS sangat berbeda. Dari penggunaan tools saja keduanya sudah berbeda, iOS menggunakan tools Xcode, sementara Android menggunakan Android Studio. Kemudian hardware juga berbeda, iOS harus melalui MacOS, sementara Android bisa melalui Windows. Secara desain pengembangannya juga berbeda, Android ke Play Store dan iOS ke App Store.
Untuk pemula yang ingin menjadi mobile developer, pertama-tama dilihat dahulu hardware yang dimiliki. Jika ingin menjadi iOS developer, berarti harus punya macOS, sementara untuk menjadi Android Developer, cukup dengan menggunakan windows. Dari bahasa pemorgraman juga bisa dipilih sesuai kenyamanan yang digunakan. Untuk Android biasanya menggunakan Kotlin, sementara Java sudah mulai jarang digunakan. Sementara iOS biasanya adalah Swift.
Selain itu, carilah komunitas atau mentor yang bisa mendorong kita untuk lebih baik lagi. Mentor sangat penting untuk pengembangan diri agar lebih berkembang dan terarah.
Kemudian, untuk membuat portofolio sebagai mobile developer bisa dengan mengambil projek freelance. Bisa juga dengan membuat personal projek kemudian di upload di GitHub.
Seorang mobile developer harus bisa memecahkan masalah, jangan hanya sekadar coding. Selain itu harus aktif belajar dengan mengikuti kursus online dan organisasi untuk pengembangan diri. Lalu, ikutlah event-event yang bisa mengumpulkan orang-orang dengan passion yang sama.
Untuk menjadi mobile developer yang andal, pelajari dahulu bahasa pemrograman yang digunakan secara matang. Kemudian, pelajari paradigmanya sampai terbiasa dan mahir. Barulah setelah itu terjun ke Android Development, dimulai dari membuat layout, memposisikan komponen, hingga ke API dan melakukan testing fitur.
Melakukan develop aplikasi secara hybrid dan native memiliki keunggulan dan kekurangannya sendiri. Hybrid bisa digunakan jika dengan modal terbatas sehingga bisa ke iOS ataupun Android. Tetapi untuk performa, maka lebih baik untuk native seperti Kotlin untuk Android, atau Swift untuk Apple.
Untuk menjadi seorang mobile developer, pada dasarnya tidak perlu untuk kuliah karena semuanya tersedia di internet. Namun, diperlukan kegigihan dan konsistensi tinggi dalam belajar jika ingin menjadi mobile developer yang sukses.
Video lengkapnya:
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: