Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Etika Berinternet Terekam Menjadi Jejak Digital

Etika Berinternet Terekam Menjadi Jejak Digital Kredit Foto: Unsplash/Shamin Haky
Warta Ekonomi, Jakarta -

Masyarakat Indonesia di kehidupan nyata dikenal sangat memiliki adab dan etika, bahkan sopan santun adalah hal yang paling dijunjung tinggi. Budaya sopan santun ini harus dibawa ke era digital, jangan hanya karena tidak bertatap muka maka berlaku mudah melanggarnya.

"Ingat apa yang Anda lakukan di dunia digital ini akan menjadi rekam jejak digital, apalagi jika seseorang suatu saat menjadi public figure, menjadi sosok anggota dewan atau masuk di pemerintahan itu (jejak digital) akan menjadi sasaran bagi orang yang tidak suka dengan Anda," ujar Dosen Fikom Unitama, Ahmadi Neja, saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada Selasa (11/10/2022), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Konten Negatif di Internet dengan Landasan Budaya Pancasila

Di era society 5.0 ini, masyarakat diharapkan tetap mengedepankan budaya, di mana tantangan budaya di tengah digitalisasi memang terasa kuat, seperti mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya kesopanan dan kesantunan, menghilangnya budaya Indonesia karena media digital justru jadi panggung budaya asing, serta menghilangnya batas-batas privasi dan pelanggaran hak cipta.

Kompetensi budaya bermedia digital harus dimulai dari kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan berdasarkan nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Muaranya dari pemahaman tersebut adalah menjadikan individu pelaku digitalisasi yang berbudaya serta mendorong perilaku mencintai produk dalam negeri.

Budaya digital adalah budaya Pancasila sehingga menjadi panduan karakter dalam beraktivitas di ruang digital. Dalam beberapa kejadian, warganet Indonesia turut memberikan jejak digital negatif ketika ada kejadian yang menimpa putra Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil misalnya, beramai-ramai warganet menuliskan komentar buruk tentang Sungai Aare padahal belum pernah mengunjunginya.

Lebih lanjut, ia pun mengajak para warga digital Indonesia untuk bersama-sama menjadikan ruang digital lebih berbudaya. Sebagai tempat belajar dan berinteraksi dengan ekosistem di dalamnya, pengguna harus hadir sebagai bangsa yang bermartabat.

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi.

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya antara lain Head of Creative Visual Brand Hello Monday Morning, Andry Hamida; Dosen Fikom Unitama, Ahmadi Neja; serta mengundang Key Opinion Leader (KOL), seorang Public Figure Fanny Fabriana. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi atau instagram @literasidigitalkominfo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: