Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

OJK Minta Industri Asuransi Bersiap Hadapi Risiko Akibat Lonjakan Klaim Asuransi Kredit

OJK Minta Industri Asuransi Bersiap Hadapi Risiko Akibat Lonjakan Klaim Asuransi Kredit Kredit Foto: Lestari Ningsih
Warta Ekonomi, Nusa Dua, Bali -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai bahwa industri asuransi perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi potensi risiko yang muncul dari lonjakan klaim asuransi kredit. Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), pembayaran klaim asuransi kredit melonjak signifikan hingga 88,6% dari Rp2,48 triliun pada semester I 2021 menjadi Rp4,67 triliun pada semester I 2022.

Ketua Pelaksana Pengawasan Lembaga Keuangan Non Bank OJK, Ogi Prastomiyono, menegaskan bahwa industri asuransi harus sepenuhnya siap dalam menghadapi dinamika pasar asuransi yang akan datang. Terlebih lagi, pandemi Covid-19 telah memberi efek scarring sehingga mengakibatkan eksposur risiko kredit menjadi lebih tinggi. Menurutnya, efek inflasi dan perlambatan ekonomi akan berdampak negatif terhadap kemampuan debitur dalam memenuhi kewajiban pembayaran kembali kredit yang dimiliki. 

Baca Juga: Berkaca dari Tragedi Kanjuruhan, Bos OJK Ajak Industri Asuransi Bikin Produk Proteksi Pertandingan Bola hingga Atlet

"Pertumbuhan pendapatan premi yang pesat dari lini bisnis asuransi kredit selama dua tahun terakhir telah menempatkan sejumlah besar kewajiban masa depan pada pembukuan asuransi umum," pungkas Ogi dalam pembukaan Indonesia Rendezvous ke-26 di Nusa Dua, Badung, Bali pada Kamis, 13 Oktober 2022.

Dengan kondisi tersebut, lanjut Ogi, kekhawatiran likuiditas dan bahkan solvabilitas juga dapat muncul karena beberapa hal, mulai dari desain produk asuransi kredit yang buruk, praktik penetapan harga dan penjaminan yang tidak bijaksana, hingga pemesanan teknis yang tidak memadai. Ia berharap, event Indonesia Rendezvous yang digelar kali ini dapat menjadi wadah diskusi bagi perusahaan asuransi sehingga terhindar dari masalah yang mungkin muncul di kemudian hari. 

"Kami berharap acara ini menjadi wadah bagi perusahaan asuransi untuk belajar dan merenung agar tidak terjadi masalah akibat penerapan strategi bisnis yang tidak bertanggung jawab, yang mengutamakan keuntungan jangka pendek daripada keberlanjutan jangka panjang," tegas Ogi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: