Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Timur Tengah Bergetar Usai Putin dan Presiden Palestina Bertemu, Inilah Hasilnya

Timur Tengah Bergetar Usai Putin dan Presiden Palestina Bertemu, Inilah Hasilnya Kredit Foto: Reuters/Sputnik/Vyacheslav Prokofyev

Abbas menjadi salah satu dari sedikit pemimpin dunia yang duduk bersama Putin sejak Rusia melancarkan invasi terhadap Ukraina pada Februari.

Pernyataan Abbas mencerminkan rasa frustrasinya terhadap AS, yang telah mundur dari mediasi intensif antara Israel dan Palestina. Sebaliknya, AS telah mengalihkan fokusnya ke isu-isu global mendesak lainnya seperti perang di Ukraina, hubungan dengan China dan ekonomi.

Baca Juga: China Suntik 1 Juta Dolar buat Anak-anak Palestina Bisa Bersekolah, Sungguh Mulia!

Komentar Abbas juga menyangkut krisis kepercayaan antara Palestina dan AS. Terutama setelah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump memotong dana untuk Palestina dan membuat kebijakan yang menguntungkan Israel.

Salah satunya memindahkan Kedutaan Besar AS untuk Israel ke kota Yerusalem yang diperebutkan, dan mengesahkan Kesepakatan Abraham yang menjadi landasan bagi Israel untuk menormalisasi hubungan dengan negara Arab. 

Pemerintahan Presiden Joe Biden telah memulihkan dana untuk Palestina, tetapi tetap mempertahankan kedutaan di Yerusalem. Biden juga belum berusaha untuk memulai kembali pembicaraan damai, dengan fokus pada tujuan yang lebih sederhana seperti meningkatkan ekonomi Palestina.

Israel dan Palestina tidak mengadakan pembicaraan damai secara substantif dalam lebih dari satu dekade. Sementara pendudukan militer Israel atas tanah yang direbut dari warga Palestina telah berjalan selama 55 tahun. 

Sebelumnya AS telah menjadi pusat negosiasi. Washington menengahi kesepakatan perdamaian sementara pada 1990-an yang menciptakan Otoritas Palestina, yang kini dipimpin Abbas.

Otoritas Palestina yang diakui secara internasional, berkomitmen untuk tidak melakukan kekerasan dan membuat perjanjian damai yang dinegosiasikan untuk menciptakan negara Palestina merdeka bersama Israrl. Otoritas Palestina mengelola beberapa daerah otonom di wilayah pendudukan Tepi Barat. 

Israel merebut Tepi Barat, Jalur Gaza dan Yerusalem timur dalam perang Timur Tengah 1967.  Orang-orang Palestina menginginkan wilayah-wilayah itu untuk membentuk negara merdeka.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: