Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ibas Bantu Irigasi dan Dengar Aspirasi Pekebun Sayur di Magetan

Ibas Bantu Irigasi dan Dengar Aspirasi Pekebun Sayur di Magetan Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Warga Desa Dadi, Magetan, menyambut kedatangan Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), pada Rabu sore (12/10/2022). Ibas berkunjung untuk meninjau bantuan program saluran irigasi Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) yang dikawalnya. Ibas juga mampir untuk melihat langsung perkebunan sayur Desa Dadi.

"Saya masih ingat, dulu kami juga pernah memberi bantuan rehab mushola di Desa Dadi mriki. Alhamdulillah, doa-doa yang Bapak-Ibu panjatkan di musala satu per satu dikabulkan," katanya, dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (14/10).

Baca Juga: Heboh Pro Amerika atau Cina, Ibas: SBY 'Golden Boy of Indonesia'

"Saya Anggota DPR RI dari Partai Demokrat terus bantu dan perjuangkan agar membawa cita-cita besar untuk Desa Dadi ini. Masyarakat yang panjang umur dan membawa keberkahan, rahmatan lil ‘alamin, serta terus sehat wal afiat dijauhkan dari segala virus maupun penyakit. Termasuk katanya saya dengar di sini ingin irigasi, betul nggih?" tanya Ibas.

"Dari 16 saluran irigasi yang kami kawal di Magetan, alhamdulillah Desa Dadi sudah dialiri air. Irigasi itu kelihatannya sederhana, dari atas sampai ke Lereng Lawu. Ada berapa yang bisa dialiri, uakeh (banyak) tho?! dan semuanya menghasilkan. Ada wortel, tomat, cabai, sawi, dan masih banyak lagi," sambungnya.

Saluran irigasi yang dibangun sepanjang ratusan meter di desa tersebut, selain berfungsi sebagai irigasi perkebunan, juga bermanfaat sebagai saluran air pencegah banjir pemukiman yang berada di bawahnya.

Setelah meninjau irigasi, Ibas lalu memberikan bantuan berupa alat handsprayer untuk perkebunan dan ribuan paket beras untuk masyarakat. Ibas bahkan tanpa ragu turun ke perkebunan untuk mencoba handsprayer bersama pekebun tomat. Ibas juga berjalan kaki menyusuri kebun dan bertemu langsung dengan para pekebun untuk sekadar berdialog dan mendengarkan keluh-kesah.

"Kalau dari hasil alhamdulillah sudah lancar dan sudah bagus walaupun harga jual naik turun, tapi dari pupuk itu lho, Pak, kok susah, beli itu ndak ada, harganya mahal," keluh Ratmi, salah satu pekebun tomat yang ditemui Ibas. Kelangkaan dan mahalnya harga pupuk pun tidak hanya dirasakan Ratmi, tetapi hampir seluruh pekebun di Desa Dadi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: