Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gak Ada Ahli dari Negaranya, Rusia bakal Tolak Hasil Investigasi Pipa Nord Stream

Gak Ada Ahli dari Negaranya, Rusia bakal Tolak Hasil Investigasi Pipa Nord Stream Kredit Foto: Reuters/Planet Labs PBC
Warta Ekonomi, Moskow -

Rusia mengatakan pihaknya menolak mengakui hasil investigasi tentang kebocoran pipa Nord Stream jika penyelidikan itu tidak melibatkan ahli dari negaranya.

Kementerian Luar Negeri Rusia menyampaikan sikapnya terhadap hasil investigasi tersebut pada Kamis (13/10/2022).

Baca Juga: Nord Stream Pernah Geger di Tahun 2015, Rusia Blak-blakan Soal Strategi NATO

Dalam sebuah pernyataan, Kemlu Rusia telah memanggil utusan dari Jerman, Denmark, dan Swedia dalam beberapa hari terakhir untuk mengungkapkan "kebingungan" atas pengecualian Rusia dalam penyelidikan gabungan terkait dugaan sabotase tersebut.

"Moskow akan bertindak berdasarkan fakta bahwa negara-negara yang disebutkan tadi memiliki sesuatu yang disembunyikan atau ditutup-tutupi untuk para pelaku aksi teroris ini. Rusia tentu saja tidak akan mengakui hasil semu apa pun dari penyelidikan semacam itu kecuali para ahli Rusia dilibatkan," ujar Kemlu Rusia.

Pada 26 September, rangkaian ledakan yang disusul kebocoran gas terjadi pada jalur pipa gas alam Nord Stream 1 dan Nord Stream 2. Peristiwa itu menyebabkan pelepasan metana terbesar dalam sejarah.

Kedua jalur pipa gas tersebut dibangun untuk mengalirkan gas alam dari Rusia ke Jerman melalui Laut Baltik.

Pascaterjadinya kebocoran, Rusia dan negara-negara Barat saling lemparkan tuduhan sabotase terhadap Nord Stream tetapi tidak menyebutkan siapa yang berada di balik sabotase yang dimaksud.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyebut kebocoran pada dua saluran Nord Stream sebagai "aksi terorisme internasional" yang ditujukan untuk membuat masyarakat tidak bisa mengakses energi murah.

Putin mengatakan gas masih bisa dipasok melalui satu bagian utuh jalur pipa Nord Stream 2. Namun, ia menyerahkan pada EU apakah mereka menginginkan pasokan tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: