Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cegah Stunting, Komisi IX DPR RI Ajak Mahasiswa Kupang Lakukan Ini!

Cegah Stunting, Komisi IX DPR RI Ajak Mahasiswa Kupang Lakukan Ini! Kredit Foto: Antara/Prasetia Fauzan

Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Perwakilan BKKBN Provinsi NTT Mikhael Yance Galmin mengatakan, mahasiswa memiliki peran ganda, yaitu sebagai agen perubahan dan kelompok sasaran.

"Mahasiswa sebagai agen perubahan yang bisa membantu kami, bisa menjadi mediator kami untuk mengampanyekan stunting dan melayani masyarakat, tetapi juga mahasiswa sebagai kelompok sasaran berpotensi risiko terjadinya stunting apabila dikontribusikan dari kehamilan yang tidak direncanakan dan diinginkan," ungkapnya.

Baca Juga: Kepala BKKBN Dorong Pencegahan Stunting Lewat ASI Eksklusif Selama 6 Bulan

Yance menambahkan, BKKBN memiliki program GenRe (Generasi Berencana) yang memiliki tagline untuk menghindarkan remaja dari tiga risiko, yaitu nikah dini, seks pranikah, dan NAPZA.

"Melalui Program Genre, pertama kami mengajak semua remaja Indonesia untuk jangan dulu nikah dini, yang kedua mengajak semua remaja untuk tidak tejebak dalam seks pranikah, dan yang ketiga mengajak semua remaja untuk tidak terlibat dalam NAPZA," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Kupang, Drg. Fransisca JH Ikasasi, mengatakan bahwa persoalan stunting bukan tentang panjang atau tinggi badan, melainkan tentang kualitas otak. Ia juga mengajak mahasiswa Poltekes Kupang untuk menjadi agen perubahan dalam percepatan penurunan stunting terutama menjadi Kader IMP (inisiasi masyarakat perkotaan).

"Kota Kupang punya lima ribu sekian baduta yang terkonfirmasi stunting. Nah, tugas kita bersama mengentas ini stunting karena stunting tidak bisa sembuh. Nah kita hanya menunggu proses ini sampe lewat dari baduta kemudian kita lihat lagi sampe dia lulus posyandu. Label itu tetap akan ada, paling hanya bisa dijaga baduta ini jangan drop supaya jangan kurang gizi," jelas dr. Sisca.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: