Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Xi Jinping Bikin Peran Perempuan dalam Politik China Makin Kerdil, Nasib Parah buat Para Feminis

Xi Jinping Bikin Peran Perempuan dalam Politik China Makin Kerdil, Nasib Parah buat Para Feminis Kredit Foto: Reuters/Thomas Peter
Warta Ekonomi, Beijing -

Pemerintahan Presiden Xi Jinping semakin mengerdilkan peran perempuan dalam perpolitikan di China. Bukan cuma itu, kesenjangan gender dalam angkatan kerja semakin melebar dan suara feminis juga telah diberangus.

Para analis mengatakan, pemerintahan Xi semakin menekankan nilai peran tradisional bagi perempuan sebagai ibu dan pengasuh. Berbeda dengan bapak pendiri Republik Rakyat China, Mao Zedong, yang mengatakan "wanita memegang separuh langit" dan kesetaraan gender diabadikan dalam konstitusi negara.

Baca Juga: Data Ekonomi China Jadi Pertanyaan Banyak Pihak, Para Ahli Curigai Kebijakan Xi Jinping

Seorang pengamat politik China di Brookings Institution, Cheng Li, mengatakan, di bawah pemerintahan Xi, kekuasaan telah menjadi jauh lebih terkonsentrasi. Berbeda dengan 10 hingga 15 tahun lalu ketika koalisi yang bersaing dalam politik China berusaha untuk mendapatkan dukungan dari perempuan.

"Ketika itu lebih banyak perwakilan perempuan (dalam politik). Trennya (sekarang) biasanya perempuan menjabat sebagai deputi atau lebih simbolis,” ujar Cheng.

Partai Komunis China menggelar kongres ke-20 yang dibuka pada Minggu (16/10/2022). Kongres yang diadakan setiap lima tahun ini akan memilih anggota Komite Tetap Politbiro atau komite elite partai.

Hampir semua anggota komite diisi oleh laki-laki. Satu-satunya kandidat perempuan yang akan masuk dalam anggota Komite Politbiro adalah Shen Yiqin. Dia merupakan seorang ketua Partai Komunis China di sebuah provinsi.  

Saat ini, satu-satunya anggota perempuan di Komite Politbiro adalah Sun Chunlan (72 tahun) yang diperkirakan akan pensiun. Sun telah memelopori kebijakan nol-Covid-19 di China.

Dalam hierarki partai, jumlah perempuan di komite pusat mencapai 8 persen atau sekitar 30 posisi dari total 371 anggota penuh. Jumlah tersebut turun dari 10 persen pada 2007. Sementara itu, dari 31 gubernur tingkat provinsi China, hanya dua perempuan yang menjabat sebagai gubernur.  

Kurangnya politisi perempuan senior tampaknya bertentangan dengan dorongan luas oleh Partai Komunis untuk meningkatkan keterwakilan Perempuan, yang melihat proporsi anggota partai perempuan naik menjadi 29 persen pada 2021, naik dari 24 persen pada 2012.

Perempuan mempunyai peran signifikan dalam bidang lain di China, terutama bisnis. Menurut laporan oleh penyedia indeks global MSCI, sebanyak 13,8 persen perempuan menduduki dewan direksi di perusahaan China tahun lalu. Jumlah tersebut naik dari 8,5 persen pada 2016.

Sementara itu, sekitar 55 persen perusahaan rintisan teknologi China didirikan oleh perempuan. Namun, para ahli mengatakan, kurangnya kepemimpin perempuan di pemerintahan merupakan kemunduran nyata bagi perempuan.

"Ini benar-benar menyaring hal-hal yang kita lihat di masyarakat, hak-hak perempuan, tingkat kelahiran, kesenjangan upah gender dan hal-hal seperti kekerasan dalam rumah tangga," kata seorang analis di Mercator Institute for China Studies, Valaria Tan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: