Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tingkatkan Pemahaman Layanan Jasa Keuangan, OJK KR5 Sumbagut Kembali Gelar BIK

Tingkatkan Pemahaman Layanan Jasa Keuangan, OJK KR5 Sumbagut Kembali Gelar BIK Kredit Foto: Khairunnisak Lubis
Warta Ekonomi, Medan -

Otoritas Jasa Keuangan Kantor Regional 5 (OJK KR5) Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) kembali berinisiatif menyelenggarakan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) Tahun 2022 untuk meningkatkan pemahaman dan penggunaan masyarakat terhadap produk dan/atau layanan jasa keuangan.

Deputi Direktur Manajemen Strategis, Edukasi dan Perlindungan Konsumen dan Kemitraan Pemerintah Daerah OJK Wan Nuzul Fachri mengatakan, bulan Inklusi Keuangan dilakukan untuk membuka akses keuangan kepada berbagai lapisan masyarakat, mengampanyekan budaya menabung, serta mengoptimalkan program-program inklusi keuangan.

Baca Juga: Gandeng Forum Pemred, OJK Kembali Gelar Journalist Class Angkatan ke-2

"Akses keuangan merupakan hak dasar bagi seluruh masyarakat dan memiliki peranan penting dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Hal ini perlu dibarengi dengan pemahaman yang baik," katanya, Rabu (19/10/2022).

Sejak tahun 2016, tambahnya, OJK telah menginisiasi bulan Oktober sebagai Bulan Inklusi Keuangan yang diselenggarakan secara terintegrasi, masif, dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia guna mendorong pencapaian target inklusi keuangan sebesar 90 persen pada tahun 2024, dan tentunya dalam mendukung Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

"Tema yang ditetapkan untuk bulan Oktober 2022 ini adalah 'Inklusi Keuangan Meningkat, Perekonomian Semakin Kuat'. Dengan adanya bulan inklusi keuangan ini juga diharapkan akan makin memperkuat komitmen dan dukungan dari seluruh stakeholders dalam rangka pemenuhan dan peningkatan akses keuangan bagi seluruh masyarakat di Indonesia dan khususnya Sumatera Utara," katanya.

Kepala OJK KR5, Yusup Ansori, menyampikan BIK dilakukan sebagai upaya meningkatkan literasi keuangan masyarakat sejalan dengan inklusi keuangan. "Hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan yang dilaksanakan OJK tahun 2019, Sumut inklusi keuangannya sudah 93,98 persen sementara literasi hanya 38,03 persen," katanya.

Banyak masyarakat yang sudah menggunakan jasa keuangan, tapi tidak mengenal produk yang dia gunakan seperti apa.

"Kita tidak mau ada gap antara inklusi dengan literasi sehingga keduanya bersinergi. Selain IKB ini, juga kami juga telah banyak melakukan berbagai kegitan bersama dengan kampus, Bursa Efek Indonesia, Pemprov dan Pemda, BI, jasa keuangan dan instanso terkait," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: