Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Percepat Revolusi Mental di Daerah, Menko PMK: Harus Perkuat GTD!

Percepat Revolusi Mental di Daerah, Menko PMK: Harus Perkuat GTD! Kredit Foto: Kemenko PMK
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menggelar Rapat Koordinasi Gerakan Nasional Revolusi Mental Region Barat, di Palembang, Sumatera Selatan. Hal ini sebagai upaya mempercepat pembentukan Gugus Tugas Daerah (GTD) Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) di Indonesia.

Rapat yang dipimpin Menko PMK Muhadjir Effendy tersebut diikuti peserta yang berasal dari 15 provinsi wilayah Indonesia Barat, yakni 158 kab/kota yang hadir secara luring dan 36 kab/kota yang bergabung secara daring.

Baca Juga: Menko PMK Pastikan Korban ke-133 Tragedi Kanjuruhan Dapat Santunan

Dalam kesempatan itu, Menko PMK memberikan arahan sekaligus membuka Rakornas Pembentukan dan Penguatan Gugus Tugas Daerah (GTD) GNRM tersebut. Menko PMK meminta pembentukan GTD GNRM di wilayah Barat dipercepat agar masing-masing daerah dapat memanfaatkan kearifan dan kecerdasan lokal untuk pengembangan revolusi mental di wilayahnya.

"Harus ada upaya memperkuat peran GTD sebagai ujung tombak pelaksanaan GNRM. GTD diharapkan dapat menginventarisasi mental negatif di daerah dan melaksanakan inovasi aksi perubahan pada masyarakat," kata Menko PMK di Hotel Whyndam Opi Ogan Ilir, Sumsel, Kamis (20/10/2022), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.

Menurutnya, pemantapan isu bahwa GNRM sebagai Prioritas Nasional (strategis) yang bertujuan meningkatkan komitmen dari Kepala Daerah perlu dilakukan, mengingat GNRM merupakan program super prioritas Presiden Joko Widodo sejak periode pertama hingga saat ini yang terus digelorakan agar dampak positif yang dihasilkan bisa dirasakan masyarakat.

"Perubahan mental bukan hanya dari yang buruk menjadi baik, tapi juga dari yang baik menjadi lebih baik. Kita harus ubah pola pikir kita, tentunya secara bertahap. Dengan perubahan mental, kondisi Indonesia akan makin baik," ungkapnya.

Melalui GNRM, perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak masyarakat diharapkan bisa menjadi lebih baik. Dalam kehidupan sehari-hari, menurut Menko PMK, praktik revolusi mental adalah menjadi manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, dan punya semangat gotong royong. Oleh sebab itu, diperlukan gerakan bersama dengan melibatkan semua komponen bangsa secara bergotong-royong.

"GTD GNRM perlu merancang program gerakan di masing-masing daerah, di samping berpedoman kepada yang sudah ditetapkan oleh wilayah pusat. Kemudian, harus menekankan tiga nilai GNRM, yakni integritas, kerja keras, dan gotong royong. Semua ini harus bisa kita tanamankan betul-betul," terangnya.

Baca Juga: Menko PMK Sebut Pemerintah Terus Perkuat Komitmen Pembangunan Berperspektif Penyandang Disabilitas

Sejalan dengan hal itu, Gubernur Sumsel Herman Deru menegaskan, pihaknya akan terus mendukung dan melaksanakan Program GNRM serta meningkatkan semangat masyarakat dalam mendukung pemerintah menuju Indonesia lebih baik.

"Sebagai wilayah zero konflik, sejauh ini Sumsel sudah mendukung lima indikator program yang dapat menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam mencapai target GNRM, khususnya gerakan Indonesia bersatu," tutur Herman Deru.

Adapun hingga saat ini, per 18 Oktober 2022, telah terbentuk Gugus Tugas Daerah sebanyak 77,24%, yaitu 397 dari 514 kab/kota di Indonesia. Dari capaian tersebut, masih terdapat 117 kab/kota yang belum membentuk Gugus Tugas Daerah. Sebanyak 36 kab/kota di antaranya berada di wilayah Barat Indonesia.

Sebagai informasi, untuk Wilayah Barat sebanyak 6 provinsi telah membentuk GTD kab/kota 100%, yaitu Sumsel, Sumbar, Kep. Babel, Jambi, Riau, dan DKI Jakarta. Sementara, 7 provinsi lainnya yang belum mencapai target pembentukan GTD kab/kota 100% ialah Aceh, Sumut, Bengkulu, Kep. Riau, Lampung, Banten, dan Jabar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: