Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akui Beli Twitter Kemahalan, Elon Musk: Tapi Masa Depan Twitter Lebih Bernilai dari Harganya Saat Ini

Akui Beli Twitter Kemahalan, Elon Musk: Tapi Masa Depan Twitter Lebih Bernilai dari Harganya Saat Ini Kredit Foto: Instagram/Elon Musk
Warta Ekonomi, Jakarta -

Orang terkaya dunia yang membeli Twitter, Elon Musk mengakui bahwa ia membeli Twitter kemahalan. Namun, Musk tetap excited untuk memiliki situs media sosial burung biru itu.

"Meskipun saya dan investor lain jelas membayar lebih untuk Twitter saat ini, potensi jangka panjang untuk Twitter adalah urutan besarnya lebih besar dari nilainya saat ini," kata Musk, mengutip New York Post di Jakarta, Jumat (21/10/22).

Komentar sang maestro itu datang selama panggilan pendapatan Tesla yang diadakan saat pengacaranya menuntaskan penyelesaian akhir dengan Twitter.

Baca Juga: Kata Elon Musk soal Warren Buffett: Dia Hanya Duduk dan Membaca Laporan Tahunan, Sangat Membosankan

Musk mengatakan bahwa ia akan menyelesaikan Twitter bulan ini dengan membeli perusahaan tersebut seharga USD44 miliar (Rp684 triliun). Namun kedua belah pihak masih merundingkan rincian kesepakatan dan belum mencapai kesepakatan akhir menjelang batas waktu pengadilan 28 Oktober. Jika kesepakatan tidak ditutup pada akhir bulan, gugatan Twitter terhadap Musk yang mundur akan diadili.

Saham situs media sosial melonjak sekitar 1,5% menyusul komentar Musk. Ini menunjukkan peningkatan kepercayaan investor bahwa kesepakatan akan tercapai dengan harga yang disepakati sebelumnya sebesar USD54,20 per saham.

Analis berspekulasi bahwa Musk perlu menjual saham Tesla senilai miliaran dolar untuk menutupi tagihan Twitter. Namun, Musk dilarang menjual saham menjelang laporan pendapatan Tesla tetapi sekarang sudah diizinkan untuk menjualnya. Sayangnya, Musk tak merinci apakah ia akan menjual saham Tesla atau tidak.

Musk juga mengatakan kepada panggilan konferensi bahwa dia melihat Tesla untuk bernilai lebih dari dua perusahaan raksasa, Apple dan Saudi Aramco yang digabungkan. Beberapa kritikus di Twitter mengecam prediksi yang berani sebagai upaya untuk 'pompom' saham perusahaan saat Musk bersiap menjual sahamnya untuk membayar Twitter.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: