Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ditargetkan Jadi Raja Hilir, Indonesia Perlu Dorong Hilirisasi Sawit

Ditargetkan Jadi Raja Hilir, Indonesia Perlu Dorong Hilirisasi Sawit Foto udara perkebunan sawit milik PTPN VIII di Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (27/10/2021). Dewan Minyak Sawit Indonesia mengatakan, produksi minyak sawit mentah diproyeksikan meningkat 3,07 persen atau mencapai 54,7 juta ton pada 2022 dibandingkan tahun ini sebesar 53,07 ton. | Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia diharapkan mampu mengubah posisinya dari 'raja' crude palm oil (CPO) dunia menjadi 'raja hilir' melalui hilirisasi minyak sawit pada tahun 2045. Untuk mendorong hilirisasi maka perlu memperluas akses permodalan dan jaminan kepemilikan perkebunan, khususnya bagi petani sawit.

Penyediaan akses permodalan khususnya untuk jangka panjang bagi petani sawit akan mendorong petani sawit untuk melakukan peremajaan tanaman sawit, bukan memperluas lahan yang dikhawatirkan terjadinya deforestasi.

Baca Juga: Di Awal Pekan Terakhir Oktober 2022, CPO Domestik Turun Tipis Nih!

"Keengganan perbankan untuk menyediakan permodalan bagi petani sawit karena biaya dan risiko yang tinggi, dapat diterapkan skema alternatif permodalan dari sektor swasta, bank komersial, investor, dan lembaga permodalan pembangunan serta pemerintah," kata Anggota Komisi IV DPR RI Muhtarom dalam acara Sosialisasi dan Expo Sawit Baik Indonesia 2022 yang diselenggarakan oleh Jaringan Indonesia Muda (JIM) bersama Anggota Komisi IV DPR RI dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Minggu (23/10/2022). 

Dijelaskan Muhtarom, lembaga keuangan perlu didukung untuk mengembangkan model investasi yang memungkinkan penyaluran modal untuk petani pada skala lebih luas. Upaya ini meliputi penyempurnaan informasi mengenai kebutuhan permodalan petani dan skoring risiko kredit.

Skoring ini membantu mengidentifikasi kelompok petani yang berpotensi layak mendapatkan pinjaman, untuk mengurangi biaya pinjaman bagi bank.

Baca Juga: Tak Dapat Dimungkiri, Hal Ini Masih Menjadi Pekerjaan Rumah Sektor Sawit di Indonesia

Instruksi Presiden Nomor 6/2019 tentang Rencana Aksi Nasional Perkebunan Sawit Berkelanjutan (RAN-KSB), kata Muhtarom, menjelaskan langkah-langkah mencapai visi pengembangan komoditas sawit berkelanjutan yakni peningkatan produksi CPO melalui peningkatan produktivitas hingga efisiensi pengolahan pascapanen (pabrik kelapa sawit).

Sementara, pengembangan industri hilir berupa produk nilai tambah tinggi, substitusi impor, dan promosi ekspor. Riset dan inovasi industri sawit sebagai sumber pertumbuhan baru berkelanjutan, pengembangan ekosistem, tata kelola industri sawit yang lebih berkelanjutan, dan berdaya saing serta mengembangkan SDM industri sawit yang kreatif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: