Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PBNU Sebut Presiden Jokowi Cocok Jadi Bapak Santri Indonesia, Jasanya Besar: Faktanya, Beliaulah...

PBNU Sebut Presiden Jokowi Cocok Jadi Bapak Santri Indonesia, Jasanya Besar: Faktanya, Beliaulah... Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A

Kiai Sholeh Rasyid juga memastikan, di seluruh pesantren diajarkan tentang pendidikan agama yang ahli Sunnah wal jamaah, di mana mereka diberi pemahaman Islam yang inklusif, Islam yang terbuka, sama halnya dengan pemahaman lahirnya NKRI ini.

"Islam yang terbuka, jadi Islam sebagai rahmat bagi seluruh bangsa. Islam yang rahmatan lilal'alamin," tutupnya.

Baca Juga: Hadiri Peringatan Hari Santri di Pesantren Muhammadiyah Prambanan, Wapres Bertolak ke Yogyakarta

Sebelumnya, Ketua PCNU Jakarta Pusat Gus Syaifuddin juga mengusulkan Jokowi sebagai Bapak Santri Indonesia. Usulan dilontarkan lantaran Jokowi dinilai berjasa terhadap dunia pendidikan dan agama di Indonesia.

Melalui kebijakan tersebut, lahir keputusan yang berpihak kepada santri dan pesantren di Indonesia. Hal itu dikatakan Gus Syaifuddin dalam peringatan Hari Santri 2022 di Hotel Acacia, Jakarta, kemarin.

"Presiden Joko Widodo telah memutuskan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri. Keputusan tersebut dikeluarkan pada bulan Oktober 2015 lalu. Sangat bijak dan pas jika kita usulkan Bapak Jokowi sebagai Bapak Santri Indonesia," kata Gus Syaifuddin.

"Jika tidak ada hari santri, sangat dimungkinkan sedikit sekali kebijakan yang memperhatikan santri dan pesantren. Maka sangat sesuai jika Bapak Jokowi diusulkan sebagai Bapak Santri Indonesia," imbuhnya.

Gus Syaifuddin menambahkan, dalam catatan sejarah, para santri sejak sebelum kemerdekaan sampai hari ini tetap berjuang bersama negara Indonesia.

"Tidak ada namanya seorang santri itu melawan terhadap negara. Santri akan tetap patuh terhadap kiainya dan cinta terhadap bangsanya. Kecintaan santri terhadap NKRI utuh, tetap teguh walau nyawa menjadi penggantinya," jelasnya.

Baca Juga: RMI PBNU Gagas Lomba Qawa’id Fiqhiyah Santri Tingkat Nasional Guna Respon Dialektika Zaman

Gus Syaifuddin mengingatkan, hari santri bukan hanya milik NU, tetapi milik semua unsur yang cinta terhadap kaum sarungan dan pecian.

"Seseorang disebut santri bukan hanya yang pernah nyantri di asrama pondok pesantren saja, namun mereka yang berakhlak seperti santri. Hal ini wajib diingat dan dipahami oleh seluruh anak bangsa," tandas dia.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: