Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Presiden Iran Lihat Ada Perubahan Pendekatan Terorisme dari Amerika

Presiden Iran Lihat Ada Perubahan Pendekatan Terorisme dari Amerika Kredit Foto: Reuters/Sputnik/Grigory Sysoyev
Warta Ekonomi, Teheran -

Setelah gagal mengubah kebijakan Teheran melalui sanksi, Washington telah menggunakan pendekatan lain untuk mencapai tujuannya di Iran, kata Presiden negara itu Ebrahim Raisi kepada kantor berita Rusia RIA Novosti pada Selasa. Dia juga menyebut munculnya dunia multilateral “tak terbendung.”

“Terorisme informasi adalah masalah terbesar,” kata Raisi di sela-sela pertemuan Organisasi Kantor Berita Asia-Pasifik. Dia menyebut gelombang protes massa terbaru di negara itu sebagai contoh campur tangan AS dalam urusan internal Iran.

Baca Juga: Murka, Iran Kurung Puluhan Agen Intelijennya yang Bekerja buat Mossad Israel

Demonstrasi dipicu oleh kematian seorang wanita berusia 22 tahun bernama Mahsa Amini pada pertengahan September, setelah dia ditahan oleh polisi moral Iran karena diduga berpakaian tidak pantas.

Pihak berwenang Iran mengatakan dia menderita kondisi medis yang sudah ada sebelumnya, sedangkan beberapa anggota keluarganya mengklaim dia dipukuli sampai mati.

AS dan Uni Eropa memberlakukan sanksi terhadap lembaga penegak hukum Iran, termasuk Gasht-e-Ershad, atau Patroli Bimbingan, pasukan polisi yang menahan Amini, karena dugaan pelanggaran hak asasi manusia.

Dalam wawancara itu, presiden Iran juga menyatakan bahwa AS dan sekutunya berusaha mempertahankan kekuatan mereka yang semakin berkurang ketika tatanan dunia multilateral baru muncul. Dia menyebut perubahan global ini “tak terbendung.”

“Negara-negara Barat adalah satu-satunya yang bertindak menentang penciptaan dunia multipolar,” tambah Raisi.

Presiden memuji Organisasi Kerjasama Shanghai, sebuah blok integrasi regional yang menganggap Iran dan Rusia di antara anggotanya, sebagai salah satu kendaraan transisi. Dia juga menjanjikan dukungan Iran kepada semua "negara yang mencintai kebebasan" yang menentang tekanan Amerika.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: