Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Grant Thornton Jabarkan Tips Cegah Great Resignation di Indonesia

Grant Thornton Jabarkan Tips Cegah Great Resignation di Indonesia Kredit Foto: Grant Thornton
  • Kenaikan gaji pokok yang tidak memenuhi ekspektasi. (37%)
  • Tidak adanya perkembangan karier yang jelas di perusahaan. (27%)
  • Benefit perusahaan, di luar asuransi kesehatan dan pensiun, yang tidak memenuhi ekspektasi. (18%)
  • Perusahaan yang mulai menerapkan kebijakan Work From Office (WFO) setelah pandemi (16%)

Meski fenomena The Great Resignation diperkirakan belum dialami para profesional di Indonesia, penting bagi perusahaan untuk tetap meningkatkan employee engagement guna mempertahankan karyawan. Berdasarkan Grant Thornton "HR Leaders" survey 2022, terdapat beberapa cara yang dapat perusahaan lakukan untuk mempertahankan talenta - talenta terbaik di perusahaan, antara lain: 

Baca Juga: PLN dan Pemkab Cirebon Kerja Sama Kelistrikan

  • Mempertimbangkan implementasi kebijakan tempat kerja hybrid jika hal tersebut diinginkan oleh karyawan.
  • Menyusun benefit baru yang dapat memotivasi karyawan terutama dari sisi emosional, finansial, fisik, profesional dan kesejahteraan sosial.  
  • Mengenali potensi gejala penyebab stress pada karyawan seperti work-life balance maupun kesehatan mental serta mampu menawarkan solusi bagi karyawan. 

"Human Capital sebagai salah satu pilar dalam perusahaan, harus menginisiasi strategi program retensi layanan sebagai upaya untuk meredam dampak fenomena Great Resignation, sehingga walaupun fenomena tersebut terjadi di Indonesia, perusahaan dapat bertahan dan karyawan sudah memiliki engagement yang tinggi," kata Emme Tarigan, Human Capital Director Grant Thornton Indonesia.

Baca Juga: Pupuk Indonesia Berhasil Raih The Best Human Capital 2022

"Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi digital juga mengalami perubahan. Perusahaan dituntut untuk bisa mengimplementasikan hybrid working dengan bijak guna mempertahankan kualitas kerja karyawan serta mengedepankan hal-hal yang penting di mata karyawan, namun tetap seimbang dengan kelangsungan bisnis," ungkap Emme. 

"Salah satu bentuk kebijakan yang dapat dilakukan agar perusahaan tetap beradaptasi dengan perkembangan zaman, adalah bagaimana membentuk alur kerja yang efektif dengan dukungan alat dan sistem kerja yang relevan sehingga kualitas atau output kerja dapat lebih maksimal dengan usaha kerja yang efisien. Hal ini akan mendongkrak work-life balance karyawan, menghindari burnout, serta secara tidak langsung meningkatkan kepuasan dan engagement karyawan terhadap perusahaan," tutup Emme.  

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: