Survei Indonesia Political Opinion (IPO) mengungkapkan elektabilitas Partai Golkar serta Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto cukup bagus.
Partai Golkar berada di urutan ketiga dengan meraih dukungan 9,3 persen di bawah PDIP (26,2%) dan Gerindra (12,4%).
Sedangkan Ketua Umum Airlangga Hartarto masuk dalam tiga besar capres yang dapat dukungan 9,3% di bawah AHY (11,8%) dan Prabowo Subianto (29,2%). Moncernya elektabilitas Ketum Airlangga dinilai tak terlepas dari posisi Airlangga menteri yang paling tenang dan tak membuat gaduh.
Politikus Golkar Dave Akbarshah Fikarno mengungkapkan hasil survei itu menggambarkan sosok Airlangga sebagai pemimpin yang mengerti persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia. Menurutnya, elektabilitas itu juga sebagai buah dari pengalaman dan kemampuan Airlangga ketika menjadi pemimpin.
"Ini menunjukan kemampuan Pak Airlangga dengan jam terbang yang tinggi, dan memahami betul permasalahan dan kebutuhan bangsa," tegas sosok yang akrab disapa Dave Laksono itu, Kamis (27/10/2022).
Dave meyakini elektabilitas Airlangga akan terus meningkat seiring dengan berjalannya waktu dan upaya dari Partai Golkar dengan mesin politiknya untuk mensosialisasikan sosok Airlangga.
"Kami yakin angka tersebut akan terus menanjak, hingga memperoleh kemenangan yang sempurna di 2024 nanti," ujarnya.
Selain itu, menurut dia, Golkar masih punya waktu untuk mendongkrak elektabilitas partai. Kerja politik Golkar akan dilakukan secara sistematis guna memenangkan kontestasi 2024.
"Masih banyak waktu untuk seluruh kader Golkar bekerja secara optimal agar meningkatkan elektabilitas pada pemilu nanti. Dan memang secara sistematis kami terus bekerja di dapil masing-masing untuk memperkuat jaringan," pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah mengatakan elektabilitas Partai Golkar dan Ketua Umumnya, Airlangga Hartarto melesat, membuat mereka kian kompetitif dan ‘cukup mengancam’ dalam laga Pilpres 2024.
Dalam hasil survei yang dirilis IPO, berdasarkan elektabilitasnya, Airlangga mampu unggul dari beberapa ketua umum parpol lainnya. Begitu juga Golkar yang mampu di posisi tiga besar setelah PDI Perjuangan (PDIP) dan Gerindra.
“Ini barangkali yang bisa membuat Airlangga dan Golkar sebagai tokoh dan partai yang kompetitif, dalam artian mereka menghadapi manuver koalisi, bagaimana Nasdem dan teman temannya mengusung Anies, Gerindra-PKB dengan Prabowo, PDIP ada Ganjar dan Puan, dibalik itu rupanya ada Airlangga yang cukup mengancam di posisi ketiga dan empat kalau nanti di pemilu ada 3-4 pasangan,” jelas Dedi, Kamis (27/10).
Padahal kata dia, dalam satu tahun terakhir ini, baik Airlangga dan Golkar tidak banyak memunculkan diri. Namun kerja nyata Airlangga sebagai Menko Perekonomian terlihat. Ini juga yang membuat Airlangga dan Golkar menjadi dekat dengan Presiden Joko Widodo.
“Sesuai dengan catatan IPO senyapnya Airlangga dan Golkar, justru ini dimaknai sebagai loyalitas kepada Presiden Joko Widodo, ternyata berimbas pada elektabilitas Golkar dan sekaligus elektabilitas Airlangga yang justru terjadi peningkatan yang signifikan, termasuk unggul dari Puan Maharani,” ungkap Dedi.
Dua Skenario
Dengan elektabilitas Airlangga yang merangkak naik, ada dua skenario untuk Ketum Golkar ini maju dalam laga Pilpres 2024.
"Apakah Airlangga memimpin koalisi sekaligus pencapresannya nanti, atau dia hanya memimpin koalisi dan dicawapreskan dengan tokoh pilihan Presiden Joko Widodo, kita bisa tahu adalah Ganjar Pranowo,“ sebut Dedi.
Kedekatan Presiden Joko Widodo tampak kian jelas saat dia menghadiri ultah Golkar. Bahkan Jokowi mencontohkan Airlangga sebagai calon pemimpin yang memiliki jam terbang tinggi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat