Elektabilitas Ganjar Selalu Tinggi, PDIP Mulai Ragu Calonkan Puan Maharani: Ini Buktinya!
Peran Mega
Analis politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Andi Ali Armunanto menganggap PDIP menjaga citra partai karena sebelumnya Megawati melarang kader bermanuver. Alasannya, keputusan terkait capres ada di tangannya.
"Saya rasa itu bukan sinyal ke sana, tapi, saya rasa lebih kepada pencitraan politik PDIP," anggap lulusan magister Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.
PDIP memberi kesan tegas dengan adanya sanksi, tetapi juga bijaksana karena sanksi yang diberikan masih menjaga martabat penerima sanksi. Sanksi dari DPP tidak ditujukan untuk menghukum, tetapi lebih untuk menjaga citra partai.
Hingga kini PDIP sudah mulai gamang, di tengah ketidakmampuan sosok Puan menaikkan elektabilitas sebagai sosok yang sebenarnya sangat diinginkan Megawati sebagai penerus Soekarno.
"Di sisi lain, melesatnya popularitas dan elektabilitas Ganjar membuat Mega harus menimbang kembali apakah memaksakan Puan sebagai capres atau menerima Ganjar untuk mempertahankan kekuasaan," tambah dosen Unhas ini.
PDIP mencari peluang-peluang yang paling menguntungkan. Mengendalikan rivalitas internal antara Puan dan Ganjar. Termasuk mengupayakan agar hanya keduanyalah pasangan kontestan Pilpres di 2024. "Penentuan pasangan cawapres tentu melalui pertimbangan elektoral," tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum