Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Main Media Sosial Saja Bisa Ribut, Tak Semua Masyarakat Sadar Akan Pentingnya Etika di Dunia Digital

Main Media Sosial Saja Bisa Ribut, Tak Semua Masyarakat Sadar Akan Pentingnya Etika di Dunia Digital Kredit Foto: Unsplash/William Iven
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gambaran masyarakat di dunia nyata tidaklah berbeda dengan ruang digital. Indonesia merupakan bangsa majemuk, berbeda-beda baik itu agama, keyakinan, ideologi, dan lain sebagainnya. Perbedaan-perbedaan ini juga ditemui netizen ketika berselancar di ruang digital.

Anggota Mafindo Jombang dan Guru SMAN Ploso Jombang, Hanifah Atmi Nurmala mengatakan, terkadang pemikiran satu orang dan orang lain di ruang digital berbeda. Tingkatan pengetahuan dan kesadaran saling menghormati hak-hak kerap memicu munculnya sikap anti orang lain atau tidak menghargai orang lain.

Baca Juga: Biar Aman Bermain Media Sosial, Bawalah Etika ke Dunia Digital

“Faktor-faktor yang memengaruhi banyak hal, tapi intinya kita masyarakat majemuk, berbeda. Belum semua masyarakat kita teredukasi, tersadarkan, bahwa menghormati orang lain juga adalah tanggung jawab sebagai sesama umat manusia,” kata Hanifah saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Rabu (26/10/2022).

Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.

Menurut Hanifah, menanamkan nilai-nilai Pancasila dapat individu memahami pentingnya saling menghormati. Karena itu, pemerintah berupaya melakukannya di tingkat sekolah, dengan menerapkan pembuatan profil pelajar Pancasila.

“Pancasila sebagai ideologi, pemahaman pembentukan karakter anak bangsa. Ada kemandirian, gotong royong, kebhinekaan global. Sehingga anak-anak menyadari bahwa berbeda, tidak hanya berbeda dalam satu tempat, tapi lingkungan masyarakat,” kata Hanifah.

Baca Juga: Koalisi NasDem Buat Anies Baswedan Aman, PKS Tepis Isu Tawaran Jadi Anak Buah Jokowi: Tetap Oposisi

Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: