Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima Indonesia) Ray Rangkuti mencium keretakan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketum Partai NasDem Surya Paloh. Menurut Ray, sudah banyak gestur dan tanda-tanda yang diperlihatkan Jokowi. Salah satunya, yakni wacana terkait reshuffle kabinet.
Ray menduga hal tersebut disebabkan oleh manuver kencang Partai NasDem dalam mendeklarasikan Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai capres.
“Jokowi membuka wacana soal perombalan kabinet atau reshuffle. Tak lama setelah mendeklarasikan Anies,” ujar Ray kepada GenPI.co, Jumat (28/10). Selain itu, kata Ray, tanda kedua terlihat saat Jokowi menyinggung soal capres dalam acara HUT ke-58 Partai Golkar.
"Pidatonya Pak Jokowi di acara HUT Golkar sempat menyebut agar jangan buru buru umumkam capres," tuturnya. Kemudian, Ray menilai faktor viralnya video yang memperlihatkan gestur Jokowi enggan memeluk Surya Paloh di acara HUT Golkar tersebut.
Ray meyakini keretakan tersebut akan segera timbul lantaran Jokowi tak memberi respons terkait pencapresan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
“Jokowi tak menanggapi soal pendeklarasian Anies. Dia justru, meminta semua pihak fokus pada kejadian di Kanjuruhan,” tuturnya. Selain itu, Ray juga melihat keretakan tersebut dari sikap PDIP yang acap kali menyindir Partai NasDem.
"Kemudian, muncul PDIP yang berusara keras kepada NasDem, tentu ada kaitannya dengan Pak Jokowi,” ucapnya.
Kemudian, kata Ray, PDIP juga membicarakan masalah kebangsaan setelah Anies dideklarasikan sebagai capres Partai NasDem. "Itu artinya sudah ada komunikasi Pak Jokowi dengan PDIP agar bersikap lebih tegas terhadap apa yang dilakukan NasDem," ujar Ray.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: