Setiap individu harus hati-hati ketika membagikan informasi di ruang digital. Baca terlebih dulu dan simpulkan. Jangan sampai informasi yang dibagikan palsu atau hoax.
“Harus diperhatikan, jangan salah klik, bagikan. Baca keseluruhan baru bisa menyimpulkan,” kata Pengurus Pusat Relawan TIK Indonesia dan Tim Komunikasi Publik KPCPEN, Bahruddin, S.Sosi saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, pada Jumat (28/10/2022).
Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.
Sekarang ini hoax bertebaran di ruang digital. Sehingga individu harus berhati-hati ketika memilah informasi. Menurut Bahruddin, beberapa ciri membedakan hoax dengan fakta. Salah satunya hoax selalu menciptakan kecemasan atau kebencian, bahkan mungkin mengacu pada permusuhan.
“Pesannya biasanya sepihak atau menyerang. Tidak netral, berat sebelah. Kemudian mencatut nama-nama tokoh berpengaruh. Ini perlu hati-hati ketika membacanya,” kata Bahruddin.
Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: