Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mark Zuckerberg Tahun 2012: Kami Hadir Bukan untuk Menghasilkan Uang

Mark Zuckerberg Tahun 2012: Kami Hadir Bukan untuk Menghasilkan Uang Facebook CEO Mark Zuckerberg arrives to testify before a Senate Judiciary and Commerce Committees joint hearing regarding the company's use and protection of user data on Capitol Hill in Washington, US, April 10, 2018. | Kredit Foto: Reuters/Aaron P Bernstein
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meta Facebook telah memiliki laporan pendapatan yang buruk. Hal yang paling mencolok tentang beberapa tahun pertama Facebook sebagai perusahaan publik adalah efisiensi keren yang ditunjukkan dalam laporan pendapatannya.

Kuartal demi kuartal, tahun demi tahun, pendapatan dan laba bersih naik dengan kecepatan yang stabil. Perusahaan beralih ke seluler dengan ahli, mengendarai gelombang adopsi ponsel cerdas dan mengganti desktop dengan pendapatan iklan seluler dengan kecepatan yang terkendali.

Melansir CNBC International di Jakarta, Senin (31/10/22) tetapi untuk tahun penuh 2021, pertumbuhan pendapatan sebesar 37% diterjemahkan ke dalam pertumbuhan pendapatan operasional sebesar 43%.

Baca Juga: Ngeri-Ngeri Sedap, Mark Zuckerberg Dapat 'Surat Cinta' dari Investor Gegara Investasi Besar-Besaran di Metaverse

Hal-hal mulai berubah pada kuartal keempat tahun itu, karena pertumbuhan pendapatan 20% dari kuartal tahun lalu diterjemahkan ke penurunan 1% dalam pendapatan operasional. Tren semakin buruk dengan setiap kuartal progresif, yang berpuncak pada hasil bencana untuk periode terakhir. Pendapatan turun 4%, penurunan yang perusahaan tahu akan datang dan memperingatkan tentang kuartal terakhir. Itu diterjemahkan menjadi penurunan 46% yang mengejutkan dalam pendapatan operasional.

Pengeluaran terus membengkak, naik 19% dari tahun lalu, meskipun Facebook tahu pendapatan menurun.

Alasan untuk ini adalah taruhan eksistensial pada masa depan perusahaan. CEO Mark Zuckerberg mengatakan perusahaannya bersedia menghabiskan USD10 miliar (Rp155 triliun) per tahun untuk mewujudkan metaverse, berinvestasi dalam headset realitas virtual yang akan membawa orang ke sana, dan semesta virtual Horizon Worlds yang dapat mereka jelajahi begitu mereka tiba.

Mereka juga akan memacu pengembang untuk menciptakan dunia mereka sendiri. Pemegang saham mulai mempertanyakan pengeluaran itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: