Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Membungkuk Depan Publik, Kepala Polisi Korea Selatan Minta Maaf: Saya Bertanggung Jawab

Membungkuk Depan Publik, Kepala Polisi Korea Selatan Minta Maaf: Saya Bertanggung Jawab Kredit Foto: Getty Images/AFP/Yonhap
Warta Ekonomi, Seoul -

Kepala Kepolisian Nasional Korea Selatan (Korsel) Komisaris Jenderal Yoon Hee-keun meminta maaf atas pesta Halloween di Itaewon, Seoul, pada Sabtu (29/10/2022) yang berakhir dengan kematian ratusan orang.

Perayaan Halloween di kawasan permukiman di Distrik Yonsang-gu, Seoul, itu menyebabkan kerumunan massa dalam jumlah besar.

Baca Juga: Pakar Bilang Tragedi Halloween Berdarah Gak Mungkin Terjadi Kalau Pemerintah Korea Selatan Paham Soal...

Peserta pesta berdesak-desakan di sebuah gang selebar 3,2 meter yang menurun di Itaewon sehingga menimbulkan tragedi yang menewaskan 156 orang, termasuk warga negara asing (WNA).

"Saya merasa sangat bertanggung jawab atas orang-orang yang terguncang dan berharap mereka yang terluka segera sembuh," ujar Yoon dalam konferensi pers di Seoul, Selasa (1/11/2022).

Dalam kesempatan itu, Yoon tak hanya meminta maaf. Dia juga berjanji akan melihat secara keseluruhan hal yang salah pada jajarannya.

"Untuk mengungkap kebenaran dengan jelas dan menentukan tanggung jawab, kami akan melakukan inspeksi dan investigasi intensif ke semua area secara cepat dan menyeluruh," ucapnya.

Untuk penyelidikan itu, Kepolisian Nasional Korsel akan melibatkan tim independen. Yoon mengungkapkan respons polisi terhadap pesta yang menjadi tragedi itu sangat kurang.

"Terkonfirmasi bahwa terdapat berkali-kali laporan darurat 112 yang memperingatkan parahnya situasi di tempat kejadian perkara sebelum insiden," katanya.

Yoon memerinci mulai pukul 18.34 terdapat 11 panggilan masuk yang mengabarkan potensi bahaya di lokasi pesta pada hari nahas itu.

"Respons penanganan di lapangan atas panggilan darudat dinilai kurang memadai," tuturnya.

Dalam pertemuan kabinet pada Selasa, Presiden Yoon Suk Yeol juga mengakui bahwa Korsel tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang manajemen kerumunan.

Ia kemudian menyerukan penggunaan drone dan sumber daya berteknologi tinggi lainnya untuk mengembangkan kemampuan pengendalian massa yang efektif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: