CEO MicroStrategy Gunakan Strategi Holding Jangka Panjang untuk Aset Bitcoinnya
Laporan pendapatan kuartal tiga (3Q22) perusahaan MicroStrategy yang diterbitkan pada 1 November menunjukkan bahwa pada 3Q22 perusahaan telah mengurangi kerugian yang didapatkannya di mana kerugian bersih mengalami penyempitan jika dibandingkan dengan laporan pendatan sebelumnya.
Dilansir dari Cointelegraph pada Kamis (3/11/2022), MicroStrategy pada 3Q22 ini mengungkapkan kerugian bersih yang menyempit sebesar US$27,1 juta dengan kerugian penurunan nilai kumulatif sekitar US$2 miliar per 30 September 2022.
Rinciannya, biaya penurunan nilai untuk 3Q22 sebesar US$727.000, jauh lebih rendah dari US$917,8 juta yang tercatat pada 2Q22, atau US$65 juta untuk 3Q21. Hal ini dapat terjadi berkat harga Bitcoin (BTC) yang stabil sepanjang Q3 tahun ini.
Baca Juga: Union Bank of The Philippines Luncurkan Layanan Investasi dan Perdagangan Kripto
Sementara itu, dalam pendapatan di 3Q22 ini, Phong Le selaku CEO MicroStrategy menyampaikan bahwa perusahana terus menumbuhkan portofolio BTC-nya meskipun di tengah kondisi pasar kripto yang buruk. Ia menyampaikan bahwa bahwa perusahaan akan terus membeli dan menyimpan BTC-nya dalam jangka panjang.
Phong Le mengatakan, "kami belum menjual Bitcoin apa pun sampai saat ini. Untuk mengulangi strategi [strategi holding jangka panjang perusahaan] kami, kami berencana untuk membeli dan menyimpan Bitcoin untuk jangka panjang. Dan saat ini kami tidak berencana untuk terlibat dalam penjualan Bitcoin. Kami memiliki cakrawala waktu jangka panjang dan bisnis inti tidak terpengaruh oleh fluktuasi harga Bitcoin jangka pendek."
Di akhir 3Q22 ini, MicroStrategy masih memiliki 130.000 BTC, di mana jumlah ini mewakili 0,62% dari semua BTC yang dikatakan diperoleh dengan total biaya sekitar US$4 miliar atau US$30.639 per BTC.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: