Mahasiswa Iran Makin Keras Protes Pemerintah, Respons Aparat Malah Bikin Runyam
Para mahasiswa melakukan aksi duduk untuk mendukung protes antipemerintah di Iran. Mereka tak gentar, meski tindakan keras oleh aparat semakin intens.
Dilansir dari BBC, video dan foto yang beredar di media sosial menunjukkan pemudi-pemuda berkumpul di koridor, halaman, dan jalan di kampus-kampus Teheran dan kota lainnya. Beberapa memegang kertas peringatan bahwa tak akan ada kelas sampai sesama mahasiswa yang ditangkap saat berdemonstrasi dibebaskan.
Baca Juga: Iran Makin Kacau, Presiden Raisi Buka-bukaan Soal 'Teroris'
Menurut aktivis, 300 mahasiswa telah ditahan sejak kerusuhan meletus 6 pekan lalu.
Aksi protes dipicu oleh meninggalnya seorang wanita muda, Mahsa Amini, yang ditangkap oleh polisi moral karena jilbabnya 'tidak benar'. Sejak itu, demonstrasi massa tersebut berkembang menjadi salah satu tantangan paling serius bagi kemapanan kepemimpinan ulama Iran sejak Revolusi Islam 1979.
Pada Selasa (1/11/2022), Kantor Berita Aktivis HAM Iran (HRANA) mengunggah foto aksi duduk oleh mahasiswa di sejumlah kampus universitas di ibu kota, termasuk Universitas Teknologi Sharif, Universitas Al-Zahra khusus wanita, dan Universitas Teknologi Amir Kabir.
Aksi duduk serupa digelar di universitas-universitas di pusat kota Yazd dan Isfahan serta di kota selatan Shiraz.
Sementara itu, di kota Sanandaj, mahasiswi di Universitas Ilmu kedokteran Kurdistan terekam melambaikan jilbab mereka di udara sambil meneriakkan 'Perempuan, Kehidupan, Kebebasan', yel-yel khas aksi protes.
Saat aksi duduk terjadi, kanal Telegram Students United melaporkan ditangkapnya 2 mahasiswa di Universitas Amir Kabir pada Selasa (1/11/2022). HRANA juga mengatakan 3 orang telah ditangkap di Universitas Islam Azad Shiraz pada Senin (31/10/2022) dan yang keempat di kota barat daya Zahedan.
"Universitas harus dilindungi dan menjadi ruang yang aman bagi mahasiswa," twit Azar Mansouri, seorang aktivis hak-hak perempuan sekaligus ketua Partai Persatuan Rakyat Islam Iran yang pro-reformasi.
Demonstrasi massa juga terus berlanjut di luar universitas yang dibalas dengan tindakan keras pasukan keamanan.
Akun 1500tasvir mengunggah video yang diklaim menunjukkan pasukan keamanan menembakkan granat suara dan melontarkan acaman melalui pelantang suara. Mereka berupaya menghentikan penghuni apartemen di distrik Ekbatan Teheran meneriakkan yel-yel antipemerintah dari jendela mereka di malam hari.
Dalam salah satu video, seorang petugas keamanan terdengar mengatakan, "Kami bahkan tak segan memenggal kepala istri dan anak-anak kami sendiri jika perlu."
Menurut laporan HRANA pada Senin (31/10), setidaknya 287 orang, termasuk 46 anak, telah dibunuh oleh pasukan keamanan sejak protes meletus. Sementara itu, 14.160 demonstran lainnya telah ditahan.
Di sisi lain, surat kabar yang dikelola pemerintah melaporkan 35 personel keamanan telah dibunuh oleh 'perusuh' yang didukung asing.
Kepala jaksa di Teheran pun mengumumkan pada Senin (31/10/2022) bahwa mereka sedang menyiapkan persidangan massal publik terhadap 1.000 orang yang didakwa atas 'tindakan sabotase', termasuk pembunuhan penjaga keamanan dan pembakaran.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: