Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Kota Sunni Darah Ulama Syiah Tumpah, Situasi Iran Benar-benar Kaos!

Di Kota Sunni Darah Ulama Syiah Tumpah, Situasi Iran Benar-benar Kaos! Kredit Foto: Reuters/WANA
Warta Ekonomi, Teheran -

Konflik sektarian antara kaum Sunni dan Syiah di Iran kembali memanas saat stabilitas republik Islam tersebut masih diguncang gelombang demonstrasi pendukung Mahsa Amini yang terus meluas.

Kantor berita milik pemerintah, IRNA, melaporkan bahwa seorang ulama Syiah telah ditembak mati di Zahedan, kota yang sebagian besar penduduknya adalah kaum Suni, Kamis (3/11/2022). IRNA menyebut ulama yang meninggal itu bernama Sajjad Shahraki. 

Baca Juga: Lantang, Biden Janji akan Bebaskan Iran karena...

"Satuan tugas khusus telah dibentuk untuk mengidentifikasi dan menangkap para pelaku," kata Ahmad Taheri, komandan polisi provinsi Sistan-Baluchistan.

Kematian Zahedan dikritik secara luas, termasuk oleh seorang ulama Suni terkemuka yang mengatakan para pejabat senior rezim Syiah, termasuk Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei harus bertanggung jawab di hadapan Tuhan.

Zahedan merupakan lokasi salah satu bentrokan paling berdarah antara aparat keamanan dengan demonstran pro-Amini.

Amnesty International mengatakan pasukan keamanan menewaskan sedikitnya 66 demonstran di kota tersebut pada 30 September lalu. Tak lama setelah itu, komandan dan kepala kantor polisi setempat dipecat oleh otoritas yang berwenang.

Demonstrasi nasional, yang selalu diwarnai seruan kematian bagi Khamenei, telah menjadi unjuk rasa antipemerintah paling lantang sejak Revolusi Islam 1979.

Iran menyalahkan musuh asing dan agen mereka atas protes dan menuduh mereka mencoba mengacaukan negara.

Zahedan, dekat perbatasan tenggara Iran dengan Pakistan dan Afghanistan, adalah rumah bagi minoritas Baluch yang diperkirakan berjumlah hingga 2 juta orang yang telah menghadapi diskriminasi dan penindasan selama beberapa dekade, menurut kelompok hak asasi manusia.

Wilayah Sistan-Baluchistan di sekitar Zahedan adalah salah satu yang termiskin di negara itu dan telah menjadi sarang ketegangan di mana pasukan keamanan Iran telah diserang oleh militan Baluch.

Empat puluh pengacara hak asasi manusia terkemuka Iran secara terbuka mengkritik teokrasi Syiah Iran, mengatakan tindakan keras yang telah menghancurkan perbedaan pendapat selama beberapa dekade tidak akan lagi berhasil dan pengunjuk rasa yang mencari tatanan politik baru akan menang.

"Pemerintah masih tenggelam dalam ilusi dan percaya dapat menekan, menangkap dan membunuh untuk membungkam," kata pengacara, beberapa di dalam negeri dan beberapa di luar, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke Reuters.

"Tetapi banjir orang pada akhirnya akan menghapus pemerintahan karena kehendak ilahi berpihak pada rakyat. Suara rakyat adalah suara Tuhan." Siapa pun di wilayah Iran berisiko besar ditangkap karena membuat komentar semacam itu. 

Namun, pernyataan para pengacara itu adalah gambaran bagaimana semakin banyak orang Iran kini tidak lagi dibayangi oleh ketakutan akan hukuman keras negara.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: