Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PHKT Bawa Kersik Kian Resik, Prangat Baru Makin Maju Berkat Kapak Prabu

PHKT Bawa Kersik Kian Resik, Prangat Baru Makin Maju Berkat Kapak Prabu Anjungan lepas pantai, PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI). | Kredit Foto: Pertamina Hulu Indonesia
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), bagian dari Zona 10 Regional  Kalimantan Subholding Upstream Pertamina, dalam menjalankan bisnis selalu mengedepankan aspek 3 (tiga) P, yaitu People, Planet, dan Profit.

Salah satu implementasi dari tiga aspek tersebut adalah  pemberdayaan masyarakat melalui dua program unggulan, yaitu Program Desa Wisata Kersik (Dersik) dan Kopi Luwak Prangat Baru (Kapak Prabu) di Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. 

Di Desa Kersik, PHKT menginisiasi dan perencanaan program Dersik pada 2020. Setahun kemudian, pembentukan dan peresmian kelompok. Menurut Dharma Saputra, Head of Communication Relations & CID Zona 10 Regional 3 Kalimantan Subholding Upstream Pertamina, ada beberapa kelompok binaan PHKT di Desa Kersik, yaitu Pengelolaan Sampah Berbasis  Masyarakat atau Bank Sampah Kersik Berseri, dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).

Selain itu ada Sahabat Mangrove, Swadaya Masyarakat Tangani Minyak Tumpah (Swastamita), dan Kelompok Informasi Masyarakat. “Fokusnya memang pada ekowisata dan penanganan abrasi melalui penanaman mangrove,” ujar Dharma saat bertemu wartawan di Balikpapan, Rabu (2/11/2022). 

Pantai Kersik kini menjadi tujuan ekowisata dan edukasi mangrove baru di wilayah Kalimantan Timur. Pengunjung yang datang berasal dari turis lokal dari Samarinda dan Bontang. Pihak Desa Kersik harus berbenah sebelum menjual wilayah ini menjadi desa wisata.

"Kesadaran masyarakat harus kami ubah dulu untuk lebih kreatif sehingga bisa menciptakan daya jual," ujar Jumadi, Kepala Desa Kersik, saat ditemui wartawan di Pantai Kersik, Kecamatan Marangkayu, Kutai Kartanegara, Rabu (2/11/2022). 

Menurut Jumaidi, tak hanya masalah sosial, permasalahan lingkungan juga jadi penyebab. Namun, masalah lingkungan berangsur mulai diperbaiki oleh masyarakat atas bantuan dari PHKT.

Apalagi, Desa Kersik berada di wilayah Ring 1 operasi hulu migas PHKT, khususnya Daerah Operasi Bagian Utara (DOBU).  “Berkat bantuan PHKT, kami melakukan beberapa pengembangan . Salah satunya dengan menyediakan home stay, tour guide, dan membuat produk UKM yang bisa mendukung pariwisata di Desa Kersik,” katanya.

Syamsul Maarif, Ketua Kelompok Sahabat Mangrove Desa Kersik, menambahkan pihaknya bersama Pemerintah Desa Kersik rutin menanam mangrove dan pembangunan pegar (pemecah gelombang ambang rendah). Hal ini dilakukan demi menghindari abrasi di pinggir pantai. "Tahun ini, kami telah menanam 1.000 mangrove jenis avicenia seluas 0,1 ha jenis," ujar Syamsul.

Pada 2021, lanjut Syamsul, pihaknya menanam 8.000 mangrove jenis Rhizophora sp. di Pantai Biru Kersik dan 10.000 mangrove di Pantai Biru Kersik bagian Utara dan Selatan. Demi  mencegah abrasi di Pantai Biru Kersik, Sahabt Mangrove juga memasang 1.000 geobag pegar. “Untuk menjaga kualitas pantai, wilayah dalam laut juga diperbaiki dengan membuat 40 apartemen ikan di Pantai Biru Kersik,” ujarnya

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: