Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Presiden Jokowi Resmikan Program Biotanol Tebu untuk Ketahanan Energi di Mojokerto

Presiden Jokowi Resmikan Program Biotanol Tebu untuk Ketahanan Energi di Mojokerto Pekerja menata tebu di bak truk saat panen di Desa Kewadungan, Kediri, Jawa Timur, Selasa (21/6/2022). Sebanyak lima pabrik gula (PG) yang dikelola PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X yakni PG Tjoekir Jombang, PG Lestari Nganjuk, PG Meritjan Kediri, PG Modjopanggoong Tulungagung, dan PG Djombang Baru Jombang memulai musim giling dengan total target giling tebu sebanyak 111 ribu ton. | Kredit Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo secara resmi telah membuka Program Biotanol Tebu untuk ketahanan energi di Mojokerto pada 4 November 2022. Program ini akan dilaksanakan dengan memulai menanam tebu secara modern dengan tujuan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas dari tanaman tebu.

Peningkatan produksi dan kualitas tebu di Indonesia perlu untuk dilakukan mengingat Indonesia hingga sampai saat ini masih melakukan impor gula dengan jumlah yang cukup besar, meliputi impor gula konsumsi mencapai 1.088.000 ton/tahun, dan impor gula industri mencapai 3.569.000 ton/tahun. Tentu ini menjadi hal yang memprihatinkan mengingat Indonesia pernah menjadi negara pengekspor gula terbesar di dunia.

"Oleh sebab itu saya perintahkan kepada Pak Menteri BUMN untuk menyiapkan bibit-bibit dengan varietas paling baik. Oleh sebab itu kita bekerja sama dengan Brazil untuk ini, yang sudah memiliki pengalaman yang baik dalam manajemen mengenai tebu dan pergulaan," tutur Presiden Jokowi dalam acara peresmian program pada Kamis (4/11/2022).

Baca Juga: Heboh Jokowi Didesak Mundur, KSP: Tuntutan Massa Aksi 411 Sangat Absurd dan Tak Berdasar

Dengan cara penanaman yang modern dan baik ini, Presiden Jokowi mengharapkan bahwa Indonesia dalam jangka waktu lima tahun ke depan akan dapat mandiri dan memiliki ketahanan pangan, terutama gula sehingga dapat tidak lagi melakukan impor untuk kebutuhan gula dalam negeri.

Presiden Jokowi menyampaikan, "target kita seperti itu. Karena kita tahu semua negara sekarang pusing semuanya untuk urusan yang pertama urusan pangan, urusan yang kedua urusan energi, pusing semuanya, dan kita memiliki kesempatan untuk menyelesaikan masalah-masalah ini.

Dengan melihat pada kondisi yang sumber daya saat ini, Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah dan kebutuhan dari persoalan terkait pemanfaatan tebu dengan maksimal ini. Oleh karenanya Indonesia membutuhkan kerja sama yang baik dari sisi internal maupun eksternal, antara petani, pabrik, dan pemerintah.

"Pabrik gulanya sendiri yang mesin-mesin lama ini juga akan segera semuanya kita ubah semuanya denganmesin-mesin modern, sehingga rendemennya tinggi dan petani akan diuntungkan," terang Presiden.

Presiden menyampaikan bahwa kunci untuk keberhasilan program adalah dengan menghadirkan solusi terhadap permasalahan utama, yaitu perlunya bibit yang baik dan mesin baru modern dengan rendemen yang baik. Kemudian ia menambahkan, "Dan ini memang memerlukan investasi yang tidak sedikit, memerlukan uang yang tidak sedikit, tetapi sudah kita niatkan untuk mengubah ini."

Di akhir pembukannya itu Presiden Jokowi mengatakan, "Kita juga tahu separuh dari energi yang kita gunakan, BBM yang kita gunakan itu 50% impor semuanya, supaya kita tahu tidak boleh kita terus-teruskan ini. Kalau kita tebu ini berhasil, kemudian B30 sawit itu bisa ditingkatkan lagi, ini akan memperkuat ketahanan energi negara kita Indonesia."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: