Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonomi Menguat, Airlangga Yakin Indonesia Bisa Keluar dari Resesi Global

Ekonomi Menguat, Airlangga Yakin Indonesia Bisa Keluar dari Resesi Global Sejumlah pengunjung memadati antrean pembayaran di pusat perbelanjaan di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Minggu (2/5/2021). Memasuki H-10 Lebaran 1442 H pengunjung yang berbelanja kebutuhan Lebaran meningkat 30 persen dibanding hari biasa, bahkan pihak pengelola menambah pegawai kasir dari sebelumnnya 20 menjadi 38 orang, serta menyediakan layanan belanja online dan sistem transaksi uang elektronik. | Kredit Foto: Antara/Adeng Bustomi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menilai Indonesia bisa keluar dari resesi global tahun depan lantaran berbagai lembaga internasional pun memproyeksikan ekonomi Indonesia mampu tumbuh 4,8%- 5,1% di 2023.

“Beberapa lembaga juga bersepakat dengan Indonesia bahwa Indonesia bisa menjadi the bright spot in the dark,” ungkap Airlangga dalam Konferensi Pers Capaian Pertumbuhan Ekonomi Triwulan ke-3 yang dipantau secara daring di Jakarta, kemarin.

Selain itu Airlangga menilai sejauh ini performa ekonomi masih masih cukup menjanjikan. BPS melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2022 mencapai 5,72% year on year (yoy).

Secara rerata pertumbuhan ekonomi periode Januari-September mencapai 5,04%. “Capaian ini patut kita syukuri karena ini membuktikan bahwa roda pemulihan ekonomi domestik terus bergerak cepat di tengah pelambatan ekonomi global yang sedang berlangsung,” tambah Airlangga.

Sektor utama penggerak ekonomi pun mengalami tren pemulihan. Sebut saja sektor industri yang tumbuh 4,83%, sektor pertambangan 3,22%, dan pertanian tumbuh 1,65%. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi didorong ekspor yang tumbuh 21,64% yoy, meski kontribusinya terhadap PDB hanya 26% .

Baca Juga: Ekonomi Indonesia Tumbuh di Atas 5%, Jaminan Bakal Ga Kena Resesi?

Adapun kontributor utama PDB masih konsumsi rumah tangga yang mencapai 50,38% dengan pertumbuhan 5,39% yoy. “Mobilitas masyarakat yang semakin pulih menjadi determinan utama pendorong aktivitas ekonomi, baik dari sisi pengeluaran maupun sisi sektoral. Di saat yang sama, pemerintah juga mengambil langkah-langkah responsif dalam menjaga daya beli masyarakat di tengah tren kenaikan inflasi global,” pungkas Airlangga.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Bagikan Artikel: