- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
Meskipun Produksi Domestik Digenjot, India Katakan Tetap Akan Impor Minyak Nabati
Konsumsi minyak nabati di India yakni sekitar 22,5 juta ton dengan kenaikan sekitar 2 - 3 persen per tahun. Pada tahun 2026, India diprediksi membutuhkan 26-27 juta ton, sementara produksi minyak nabati lokal hanya sekitar 13-14 juta ton. Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif The Solvent Extractors’ Association (SEA) India, B. V. Mehta saat menjadi pembicara pada Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2022 and 2023 Price Outlook pada Jum’at (4/11/2022).
Lebih lanjut dikatakan B.V. Mehta, beberapa jenis minyak nabati yang dikonsumsi di India di antaranya kedelai, kacang tanah, minyak sawit, dan rapeseed. Terkait kedelai dan kacang tanah, meskipun penanaman kedelai dan kacang tanah sangat baik di musim panas, hujan yang terlambat mempengaruhi hasil panen. Namun demikian, hasil panen komoditas tersebut tahun ini diprediksi akan lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.
Baca Juga: Lewat CPO, Sektor Kelapa Sawit Turun Tangan Atasi Kemiskinan!
“Saat ini, harga kedelai dan kacang tanah di India lebih tinggi 10 persen di atas harga dukungan minimum (MSP). Karena realisasi yang lebih baik pada tanaman rapeseed, penanaman tanaman diharapkan lebih tinggi 10-15 persen,” katanya.
Dikatakan B.V. Mehta, harga minyak nabati yang lebih rendah saat ini membantu meningkatkan permintaan dan konsumsi minyak nabati. Sementara untuk segmen utama konsumsi minyak sawit ialah untuk sektor Hotel, Restoran, dan Katering (HoReCa). Hal ini lantaran minyak goreng sawit terkenal dikarenakan masa pakai dan baik untuk menggoreng, dengan harga yang ekonomis.
Adanya penurunan harga minyak sawit global ditambah dengan pajak ekspor Indonesia yang lebih rendah serta diterapkannya bea masuk nol, membantu meningkatkan impor oleh India dan negara-negara lain.
B.V. Mehta mengatakan, India akan terus mengimpor minyak nabati untuk menjembatani kesenjangan antara permintaan dan penawaran. Oleh sebab itu, pemerintah India berfokus pada peningkatan produksi minyak sawit dalam negeri yang bertujuan untuk menghasilkan lebih dari 1 juta ton selama periode tahun 2025 – 2026, dan mencapai 2,8 juta ton selama periode 2030 untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Aldi Ginastiar